Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj
kembali menyinggung soal bendera tauhid dan mengatakan aksi pembakaran
oleh Banser terjadi karena ada pembiaran oleh polisi. Dia juga
mengatakan saat ini tak boleh berbicara tentang ganti presiden.
Peranyataan KH Said Aqil tentang bendera tauhid itu diungkapkan saat
acara diskusi yang diselenggarakan Lembaga Persahabatan Ormas Islam
(LPOI). “Ada kesan polisi membiarkan bendera tauhid dikibar di
mana-mana,” ujarnya di Kantor LPOI, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Jumat
(17/11/2018).
“Akhirnya Banser meluap, emosi, bertindak sendiri, karena polisinya diam saja,” imbuhnya.
Said Aqil menyebut tidak ada satu bendera tauhid pun yang dirampas
oleh polisi. Padahal, menurutnya, ada yang jelas-jelas bertuliskan ganti
dengan khilafah.
Selain berbicara tentang bedera tauhid, dalam kesempatan itu Said
Aqil juga mengomentari munculnya bendera-bendera bertuliskan ganti
presiden. Dia menyoroti para pembawa bendera itu yang tak ditangkap oleh
pihak kepolisian.
Dia pun berpendapat untuk saat ini tak boleh mengatakan “ganti predisen”. “Ngomong ganti presiden kan nggak
boleh, kecuali nanti kalau sudah lima tahun. Karena sistem presidensial
harus lima tahun harus selesai, bukan parlementer kita,” ujar Said.
Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Imam S
<kn>
Ngomong ganti presiden ga boleh kalau sudah #2019GantiPresiden silahkan diviralkan, karena 2019 sudah lima tahun dan wajib ganti presiden.