Seorang ulama
terkenal di negeri Antabaranta menyampaikan pendapatnya di publik
seputar awal Ramadhan dan hari raya, yang intinya begini :
" Umat Islam yang menggunakan rukyatul hilal adalah baik.
Umat Islam yang menggunakan hisab (wujudul hilal ) adalah baik.
Tetapi yang menggunakan rukyatul hilal lebih baik karena ada hadistnya "
Ada
apa dibalik peristiwa seputar ramadhan dan hari raya tersebut, sehingga
berulang kali timbul persoalan-persoalan yang itu-itu saja. Adakah
"sesuatu" yang diperebutkan untuk dinikmati sehingga dibutuhkan sidang
isbat. Setiap kali sidang isbat hasilnya sudah bisa diperkirakan.
Mengapa
persoalan itu seolah tidak ada jika menyangkut penentuan waktu sholat
yang kalau dilihat dari urgensinya "lebih penting waktu sholat".
Apakah
mereka yang menggunakan rukyatul hilal masih menggunakan cara yang
dipakai pada jaman Nabi atau sahabat atau menggunakan "suatu alat untuk
melihat posisi matahari biasanya di depan masjid tempoe doloe" (saya
lupa namanya) atau alat yang lebih modern. Mengapa sekarang malah
menggunakan jam yang masih belum ada pada jaman nabi dan tidak ada
hadistnya. Mengapa mereka menggunakan jam yang jelas-jelas metodenya
menggunakan hisab (bukan hisap). Mengapa mereka tidak mengatakan "tidak
sah" menggunakan jam untuk menentukan waktu masuk sholat, karena tidak
ada hadistnya dan tidak dicontohkan.
Kalau
misalnya awal bulan menurut hisab hari ini (maghrib) masih dibawah satu
derajat bukankah besoknya bulan sudah sangat kelihatan (lebih dari 13
derajat). Karena peredaran bulan dan peredaran bumi selisihnya sekitar
13 derajat. Ini kalau kita lihat dengan kasat mata. Dan ini lebih jelas
lagi saat bulan purnama tanggal 15. Apakah mungkin bulan purnama jatuh
tanggal 16 atau tanggal 14.
Maka
disinilah inti persoalannya. Bahwa peredaran matahari dan bulan dan
benda-benda langit adalah teratur setiap detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun dan seterusnya. Peredaran matahari teratur
menentukan waktu sholat. Peredaran bulan teratur menetukan awal bulan.
Siang tidak akan mendahului malam demikian juga malam tidak akan
mendahului siang. Semuanya tunduk dan patuh atas perintah Allah swt.
Bayangkan, saat malam hari tiba-tiba langit berubah terang terik seperti
siang hari. Apakah manusia tidak berpikir ??? Jadi tinggal
manusia-manusianya yang mau berpikir, bisakah mereka beramar ma'ruf
untuk mencari titik temu seputar awal ramadhan dan hari raya ini.
Kembali kepada logika seorang ulama terkenal di atas. Umat Islam seluruh Antabaranta insya Allah juga akan mengatakan begini :
"Umat Islam yang haji menggunakan unta adalah baik.
Umat Islam yang haji menggunakan pesawat terbang adalah baik.
Tetapi yang menggunakan unta lebih baik karena ada hadistnya "
Mengapa mereka tidak menggunakan unta kalau ini yang lebih baik dan ada dalil hadistnya. Apakah anda berani mengatakan bahwa jamaah haji yang menggunakan pesawat terbang adalah kurang baik atau kurang sah atau kurang dalil apalagi mengatakan kurang afdhol karena menggunakan pesawat terbang buatan orang kafir.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan komentar yang santun, karena itulah pribadi anda sebenarnya.