nu1926

Sekte Gusdurian, bertobatlah sekarang (4)


Dulu, dalam jangka waktu setengah tahun setelah dilantik sebagai presiden, indikasi KKN Gus Dur sudah mulai bisa dirasakan, terbukti dengan langkah-langkah politik Gus Dur yang di antaranya: 

1. Gus Dur pernah mengangkat Bondan Gunawan sebagai Pjs. Sekretaris Negara dan Marsilam Simanjutak sebagai Sekretaris Kabinet (Tempo, 7 Mei 2000). Keduanya adalah kawan baik Gus Dur di Forum Demokrasi (Fordem), belakangan Bondan mengundurkan diri karena terlibat Bulak-rantegate. 

2. Gus Dur pernah mengangkat Hasyim Wahid, alias Gus Im (adik bungsunya) sebagai staf ahli cacuk di BPPN (Republika, 10 Mei 2000). Belakangan Gus Im mengundurkan diri. 

3. Hary Supangat (mantan direktor keuangan Telkom) menyuap Rozi Munir sebesar 10 Miliar untuk meraih dirut telkom (Tempo, 7 Mei 2000). Rozy Munir adalah pengurus NU yang ketika itu diangkat Gus Dur sebagai Meneg Investasi/ Pembinaan BUMN menggantikan Laksamana Sukardi yang dicopot Gus Dur. 

4. Mengangkat Letjend Luhut Panjaitan sebagai Memperindag menggantikan Yusuf Kalla (Tempo, 7 Mei 2000), (Republika, 11 Mei 2000). Luhut sudah sejak lama dipersiapkan Gus Dur, bahkan pernah diisukan bahwa Luhut akan menempati posisi Panglima TNI. Luhut terkait Singapore Connection, antek Hoakiau Singapore yang memiliki kepentingan bisnis dan politik terhadap Indonesia. 

5. Hasyim Wahid menerima uang sebesar Rp. 35 Milyar dari Sapuan (Wakil Kepala Bulog) agar bisa menempati posisi kepala Bulog (Tempo, 7 Mei 2000). Sapuan akhirnya mengakui hal itu sebagai pinjaman. Belakangan Sapuan gagal menempati posisi kepala Bulog, dan jabatan itu diberikan kepada Rizal Ramli, yang kini menjabat sebagai Menko Perekonomian. Ironisnya, Sapuan justru dijebloskan ke dalam tahanan. 

6. KH. Noer Muhammad Iskandar SQ, melakukan bisnis dengan Kim Johanes Mulia tanpa mengeluarkan duit sepersen pun (Tempo, 14 Mei 2000), mendirikan PT Bumi Berkah Sejahtera (Berkah Finance dan Berkah Haramain). Kyai Iskandar adalah kalangan terdekat NU, anggota fraksi PKB, yang pernah terlibat perselingkuhan (dengan modus nikah mut‟ah) dengan Dewi Wardah (lihat Drama Pernikahan Semalam Seorang Kyai, majalah Gatra, edisi 13 April 1996). 

7. Khoirul Anam, mantan Ketua GP Anshor NU, Ketua Dewan Pengurus PKB, kini menjabat sebagai komisaris Balai Lelang Surabaya (Tempo, 14 Mei 2000). Balai ini pernah didiskualifikasi oleh BPPN pada Cacuk. Kini Balai Lelang tersebut mendapat order besar setelah masuknya Khoirul Anam. 

8. Suwondo, salah seorang dukun peliharaan Gus Dur merangkap tukang pijat, disuruh Gus Dur untuk menghadap Sapuan (Ketika itu Waka Bulog) dengan membawa pesan dari istana bahwa Gus Dur butuh dana Rp. 35 Miliar sebagai dana taktis presiden (Tempo, 14 Mei 2000). Sampai saat ini keberadaan Suwondo, lelaki Tionghoa itu tak berbekas bagai ditelan bumi. 

9. Saifullah Yusuf, keponakan Gus Dur dan Ketua umum GP Anshor (Tempo, 14 Mei 2000) ikut menjabat sebagai komisaris di perusahaan yang baru didirikan bersama-sama dengan Kim Johanes Mulia, sang konglomerat hitam. 

10.Gus Dur menyatakan sudah mundur dari Harawi, namun Musthafa Zuhad sebagai operatur bisnis Gus Dur masih menjabat sebagai Dirut. Sementara itu, Edward Soeryadjaya teman Gus Dur, kini menjabat sebagai Preskom harawi Sekawan (Kompas, 14 Maret 2000). Oleh karenanya, keluarga Soeryadjaya sering keluar masuk istana. 

11.Sapuan mengatakan, aktor utama Buloggate adalah Gus Dur dan Suwondo, (Jurnal Indonesia, 3 Juni 2000). Gus Dur menurut Sapuan, dua kali memanggilnya untuk minta dana Bulog, dan Suwondo menindaklanjuti sesuai pesan presiden. Sebelumnya Sapuan tidak berani terbuka, karena diri dan keluarganya terancam. Belakangan DPR dan Polri akan mengamankannya. 

12.Majalah Gatra edisi 22 Mei 2000, menyoroti adanya indikasi permainan Presiden Gus Dur dalam penyelesaian damai di Candra Asri, Djayanti, Texmaco, Rajawali Group, Raja Garuda Mas, dan AW Air. Permainan yang dimaksud adalah dalam bentuk kepemilikan saham, fee „titip orang‟ dan lain-lain. 

Ketua Dewan Syuro PKB ini, dicalonkan partainya menjadi Capres berpasangan dengan Marwah Daud Ibrahim sebagai Cawapres Pemilu Presiden 2004. Namun pasangan ini tidak diloloskan KPU dikarenakan Gus Dur dinilai tidak memenuhi persyaratan kemampuan rohani dan jasmani untuk melaksanakan kewajiban sebagai presiden, sesuai dengan pemeriksaan kesehatan tim Ikatan Dokter Indonesia. Akibat penolakan KPU (22 Mei 2004) ini, Gus Dur melakukan berbagai upaya hukum, antara lain menggugat KPU secara pidana dan perdata ke pengadilan dengan menuntut ganti rugi Rp 1 triliyun, melaporkan ke Panwaslu setelah sebelumnya melakukan judicial review ke MA dan MK. Ia pun berketepatan akan berada di luar system jika upaya pencalonannya tidak berhasil. 

Begitulah Gus Dur, tokoh penuh kontroversial. Pernyataan dan tindakannya sering membuat gerah dan banyak menuai kritik. Mulai dari pernyataannya yang ingin menggantikan ucapan “Assalamu'alaikum” dengan “selamat pagi” sampai pernyataannya yang cukup berani dengan mengatakan bahwa “Al-Quran adalah kitab paling porno sedunia”. Pernyataan menghebohkan tersebut membuat penolakan dari umat Islam ketika ia di Purwakarta. 

Tragedi “Al-Quran kitab paling porno se-dunia” bukan yang pertama kali dan mungkin juga bukan yang terakhir. Terlalu kontroversinya Gus Dur pernah membuat tokah sepuh NU KH. As‟ad Syamsul Arifin memilih mufaroqoh (keluar) dari NU karena menganggap Gus Dur bagaikan imam sholat yang kentut sehingga tidak sah makmum di belakangnya. 

Selepas dari jabatan presiden, kontroversi terus menyelimuti Gus Dur. Ia bahkan pernah dinobatkan sebagai anggota kehormatan Legium Christus (Laskar Kristus) pada bulan Januari 2002 di Gelanggang Olah Raga (GOR) Kampus Universitas Manado di Tataran Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Gus Dur dipilih oleh Laskar Kristus sebagai anggota kehormatan karena Gus Dur dinilai sejalan dengan misi Legium Christum. Sebagai anggota kehormatan, Gus Dur mendapat tugas khusus. Kata Lucky Senduk, Sekretaris Umum Legium Chistum kepada Tempo News Room, ”Tugas Gus Dur sebagai ujung tombak menolak pemberlakuan Piagam Jakarta dan melalui NU melindungi orang Kristen di Jawa.” 

Gus Dur juga pernah memberikan kata pengantar dalam buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” tulisan Dr. Ribka Tjiptaning Ploreriyati pada bulan Agustus 2002 sehingga memicu keluarnya buku karangan Hartono Ahmad Jaiz berjudul “Gus Dur Menjual Bapaknya”. 

Gus Dur seringkali memberikan pernyataan yang dinilai sering memojokkan Islam dan membela kelompok non-Muslim. Seperti dalam kasus Ambon. Pernyataan tentang Pluralisme juga sering ia kumandangkan. Baru empat hari menjabat sebagai presiden Gus Dur sudah memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan umat. Dalam kunjungannya ke Institut Mahatma Gandhi di Denpasar Bali, dalam acara do‟a bersama yang diberi nama Agni Horta, Gus Dur mengeluarkan pernyataan bahwa Mahatma Gandhi adalah orang suci. "Saya adalah orang muslim yang menganut paham Mahatma Gandhi". Kemudian katanya, “Bagi saya semua agama itu sama, di Islam pun banyak yang berkelahi karena agama”. 

Ketika meletus peristiwa Situbondo yang menjadi penyebab terhadap sangat sakitnya umat Islam, ia sudah berada di Vatikan. Maka ia datang dan meminta maaf kepada pemimpin gereja mengatas namakan umat Islam seraya mencari kambing hitam dari kalangan umat Islam sendiri. Ketika terjadi peristiwa Tasikmalaya ia pun melemparkan tuduhan ke sana sini sesama muslim. 

Pada waktu itu, sedang hangat-hangatnya kasus Masjid Babri yang dihancurkan orang-orang Hindu di India. Namun di hadapan orang-orang Islam Gus Dur berkata, “Mengapa kita marah kepada mereka yang menyerang masjid Babri? Kenapa? karena toh jauh sebelumnya, masjid Babri itu telah menjadi kuil, kita datang kita jadikan masjid. Sekarang orang lain datang minta diubah lagi.” Pernyataan ini aneh, karena PBNU mengeluarkan pernyataan yang isinya menyesalkan terjadinya insiden Ayodhya (penghacuran masjid Babri) dan yang menandatanganinya adalah dia sendiri dan sekjen PBNU Ikhwan Syam. 

Ketika musyawarah Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang berakhir tanggal 29 Juli 2006, menetapkan 11 fatwa di antaranya mengharamkan paham Liberalisme, Pluralisme serta paham Ahmadiyyah, sejumlah tokoh masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Madani untuk Kebebasan beragama dan berkeyakinan, seperti Gus Dur, KH. Musthofa Bisyri, Dawam Raharjo, Ulil Abshor Abdalla, Johan Efendi, pendeta Winata Sairin dan tokoh-tokoh lainnya, mendesak MUI untuk mencabut fatwa tersebut. Mereka berargumen, fatwa semacam itu sering dijadikan landasan untuk melakukan kekerasan terhadap pihak lain. Selain itu, Indonesia bukanlah negara Islam, tapi negara nasional. Jadi ukuranya juga nasional, kata Gus Dur di kantor PBNU.[11] 

Langkah-langkah Gus Dur yang konyol lagi kontroversial sengaja dilakukan demi menjalankan tugas dia sebagai missionaries mengemban misi suci dari kelompok Kristen/ Katholik yang dalam hati mereka terdapat segudang kebencian terhadap Islam dalam pelbagai hal yang mensejahterakan umat Islam. Meskipun seandainya dia jadi penghuni neraka yang paling bawah yang tidak akan mungkin dikeluarkan lagi dari neraka dia tetap membela nonIslam karena dia sudah memproklamirkan diri sebagai garda terdepan laskar Yesus Kristus dan agama sesat lainnya serta aliran dan paham sesat lagi menyesatkan. 

Gus Dur berani memprotes Allah  dan menghina Al-Quran yang statusnya adalah kalam Ilahi, mencaci-maki Rasulnya dengan mengatakan "Nabi Muhammad apa! Dia kan manusia biasa yang tidak mempunyai keistimewaan apapun", dan mengkader manusia seperti Said Aqil, Masdar Farid Mas'udi, Ulil Abshar Abdalla dan lainnya yang asalnya adalah manusia biasa berevolusi menjadi Dajjal-dajjal pra-Dajjal sebagai agen murahan Zionis-salibis internasional guna membombardir Islam. Ini menunjukkan bahwa dia sudah menampakkan wujud asli dari penampakan Syaithan yang bukan hanya menakut-nakuti manusia, melainkan sudah merubah wujud manusia menjadi iblis-iblis meskipun dalam wujud dhohirnya berbentuk manusia. Syaithan saja tidak berani menentang Allah  dengan terang-terangan lagi gamblang dan tidak berani menampakkan wujud asli terhadap manusia dalam misinya menyesatkan manusia. 


Sekte Gusdurian, bertobatlah sekarang (5)

Wallahu a'lam bishowab 

(source : Membuka kedok tokoh-tokoh liberal dalam tubuh NU )
 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silahkan komentar yang santun, karena itulah pribadi anda sebenarnya.