Buku
ini membahas dengan jelas masalah tahlil/tahlilan mulai prevalensi
perjamuan tahlilan, tahlilan menurut perspektif ulama dan analisa.
Prevalensi
perjamuan tahlilan adalah penjelmaan selama ratusan tahun tentang
upacara peringatan hari kematian. Untuk menghormati atau menghargai,
serta mendoakan orang yang telah meninggal dunia para penyembah Tuhan
"Yang" biasa menyelenggarakan upacara peringatan kematian dengan tata
urutan waktu sehari, 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari. Dan juga
sekarang berkembang menjadi alasan agar tidak di katai sebagai "mengubur
seekor kucing".
Mengenai
prevalensi perjamuan tahlilan ini para ulama salaf dan ulama kotemporer
dengan tegas telah menolak, mungkin hanya ulama-ulama "aswaja" yang
menjustifikasi dengan "sunnah". Apakah di masa Nabi, Khulafah al
Rasyidin dan para sahabat sudah ada perjamuan tahlilan ini ? Kalau
tidak ada, lantas sunnah dan tuntunan siapa ya kira-kira ?
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan komentar yang santun, karena itulah pribadi anda sebenarnya.