nu1926

7 Alasan Mengapa Barat Takut Pada Dr Zakir Naik ( termasuk Indonesia ? )

Meskipun banyak warga Eropa dan Amerika kagum terhadap Dr Zakir Naik dan berusaha menghadiri forum-forumnya, ternyata tidak demikian dengan pemerintahnya. Sejumlah negara seperti Inggris dan Kanada mencekal Dr Zakir Naik. Amerika Serikat bahkan terang-terangan mengecam Dr Zakir Naik.

Mengapa Barat takut pada Dr Zakir Naik?

1. Dr Zakir Naik Nyatakan Teror 9/11 “Pekerjaan Orang Dalam”

Ini adalah alasan formal yang disampaikan oleh pemerintah AS sebagaimana diberitakan Washington Post. Pemerintah AS mengecam Dr Zakir Naik sewaktu mendapatkan penghargaan dari pemerintah Arab Saudi pada Maret 2015.

“Pandangan Dr Zakir Naik tentang teror 9/11 sungguh tercela,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.

2. Dr Zakir Naik Membeberkan Terorisme Amerika

Hal yang juga dikecam Washington dan mencuat di media terkait Dr Zakir Naik, kristolog dunia itu dikecam karena menyatakan Amerika adala teroris terbesar.

Pada tahun 2015, Departemen Luar Negeri AS mengkritik Raja Arab Saudi Salman karena memberikan hadiah internasional Raja Faisal berupa emas 24 karat dan uang 200 ribu dollar Amerika. Pasalnya, Zakir Naik pernah menyebut Amerika sebagai teroris terbesar.

Selain itu, dalam beberapa ceramahnya, Dr Zakir Naik juga mengungkapkan aksi terorisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat sejak menginvasi Irak.

3. Dr Zakir Naik Menyebut George W Bush dan pemimpin Amerika sebagai Teroris

Dr Zakir Naik juga pernah menyebutkan bahwa George W Bush adalah teroris. Pernyataan-pernyataan Dr Zakir Naik itu pantas untuk ditakuti Amerika Serikat mengingat popularitas dan pengaruh Dr Zakir Naik terus meningkat. Selain jutaan orang telah mendengar ceramahnya secara langsung, ratusan juta orang telah menonton video-video ceramahnya.

Namun, selain 3 alasan yang juga diberitakan media Barat itu, ada 4 alasan berikutnya yang lebih menakutkan bagi Barat. 



4. Banyak Orang Masuk Islam di Forum Dr Zakir Naik

Alasan ini tidak pernah disebutkan oleh media Barat sebagaimana 3 alasan sebelumnya. Namun, hal ini sesungguhnya lebih menakutkan bagi Barat.

Di saat gereja semakin sepi dan orang-orang Barat semakin ragu-ragu dengan teologi mereka sendiri, tiba-tiba Dr Zakir Naik datang seperti gelombang. Ceramah-ceramahnya membabat habis kesalahan dalam teologi gereja. 

Dengan penjelasan yang argumentatif dan mudah dipahami, Dr Zakir Naik mematahkan trinitas, membongkar bahwa Yesus bukan tuhan, dan sebagainya. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan Dr Zakir Naik lebih hebat dari gurunya, Ahmad Deedat. Pasalnya, tidak sedikit orang yang masuk Islam setelah mendapatkan penjelasan dari Dr Zakir Naik.

5. Menguatnya Dakwah Islam di Barat

Melalui ceramah-ceramahnya di sejumlah negara Eropa, Dr Zakir Naik seperti langsung menusuk ke jantung pertahanan Barat. Hampir setiap ceramahnya dihadiri ribuan orang sehingga jumlah audiens Dr Zakir Naik telah mencapai jutaan orang yang sebagiannya hidup di Barat.

Mereka yang tadinya hanya mengetahui Islam dari media, kini mulai mengetahui prinsip-prinsip Islam dari Al Quran dan As Sunnah yang dijelaskan oleh Dr Zakir Naik. Meluasnya dakwah Islam ini, meskipun tidak semuanya masuk Islam, sudah cukup mengkhawatirkan Barat. Sebab merunut The Clash of Civilization-nya Samuel Huntington, Barat tengah menempatkan Islam sebagai musuh. Jika ternyata warganya sendiri memahami Islam dengan baik, hal itu sangat membahayakan bagi hegemoni politik mereka.



6. Dr Zakir Naik juga Ditakuti Gereja

Cukup beralasan jika pemerintah Barat takut pada Dr Zakir Naik karena gereja-gereja pun tidak sanggup membendung gelombang dakwah Islam yang dibawakannya. Salah satu alasan mengapa acara debat terbuka yang dilakukan Dr Zakir Naik tidak sebanyak debat terbuka yang digelar Ahmad Deedat ternyata tidak banyak gereja yang berani menghadapi Dr Zakir Naik.

Bahkan dikabarkan Dr Zakir Naik telah mengirimkan surat tantangan debat kepada Vatikan, namun hingga hari ini tantangan itu tidak dijawab.

7. Pengaruh Dr Zakir Naik semakin Meluas

Bersamaan dengan derasnya gelombang dakwah Islam, pengaruh Dr Zakir Naik semakin meluas. Di India, Dr Zakir Naik masuk 100 tokoh paling berpengaruh serta dinobatkan sebagai 3 besar guru spiritual di India yang mayoritasnya bukan muslim.

Saat ini, menurut informasi setelah beredarnya kabar Dr Zakir Naik akan ke Indonesia, ada sekitar 4.000 undangan di meja Dr Zakir Naik dari seluruh dunia. Undangan sebanyak itulah yang menjadi salah satu penjelasan mengapa hingga saat ini belum ada konfirmasi apakah Dr Zakir Naik bisa hadir di Indonesia pada April nanti. [Muchlisin BK/Tarbiyah.net]

Komentar : Sebelum kedatangan beliau ke Malasyia banyak pihak yang menentang terutama dari "sepilis", apalagi kalau beliau bisa hadir di Indonesia. Maka akan banyak pihak yang takut dengan kehadiran beliau, terutama pihak yang mengaku "anti (stigma) WAHABI" dan "pengusung sepilis", Takut kehilangan pengikut.


Wallahu a'lam bishowab.




Inilah sebaik-baiknya Bid'ah (Perkataan Umar bin Khatab)



Shalat tarawih dengan satu imam,ini memiliki hukum asal dalam syariat,bahwasanya Rasulullah pernah mengerjakan shalat tarawih baik sendirian maupun berjama'ah.

Lalu oleh Umar Bin Khathab sunnah ini di hidupkan kembali,orang-orang yang shalat tarawih di masjid dikumpulkan dalam 1 Imam.Riwayat lengkapnya adalah sebagai berikut :

Dari Abdurrahman bin Abdul Qori yang menjelaskan: “Pada salah satu malam di bulan Ramadhan, aku berjalan bersama Umar (bin Khattab). Kami melihat orang-orang nampak sendiri-sendiri dan berpencar-pencar. Mereka melakukan shalat ada yang sendiri-sendiri ataupun dengan kelompoknya masing-masing. Lantas Umar berkata: “Menurutku alangkah baiknya jika mereka mengikuti satu imam (untuk berjamaah)”. Lantas ia memerintahkan agar orang-orang itu melakukan shalat dibelakang Ubay bin Ka’ab. Malam berikutnya, kami kembali datang ke masjid. Kami melihat orang-orang melakukan shalat sunnah malam Ramadhan (tarawih) dengan berjamaah. Melihat hal itu lantas Umar mengatakan: “Inilah sebaik-baik bid’ah!”
(Shahih Bukhari jilid 2 halaman 252, yang juga terdapat dalam kitab al-Muwattha’ karya Imam Malik halaman 73).

Para Ahlul-bid'ah menyatakan bahwa perkataan Umar dan apa yang beliau lakukan tersebut adalah sebagai dalil bolehnyan membuat bid'ah hasanah (Yang Baik).Padahal ada hadist lain yang menjelaskan hal yang serupa dengan itu.

Dari 'Aisyah Radhiallahu 'anha bahwa ia menuturkan :

"Dahulu manusia shalat di masjid Nabi Shalalllahu 'alaihi wa sallam di malam bulan Ramadhan dengan berpencar-pencar (yakni dengan berimam sendiri-sendiri). Seorang yang banyak hapal Al-Qur'an, mengimami lima sampai enam orang, atau bisa jadi lebih atau kurang. Masing-masing kelompok shalat bersama imamnya. lalu Rasulullah menyuruhku untuk memasang tikar di depan pintu kamarku.

Akupun melakukan perintahnya. Sesuai melakukan shalat 'Isya di akhir waktu, beliau keluar kemuka kamar itu. 'Aisyah melanjutkan ceritanya : Manusia yang kala itu ada di masjidpun lantas berkumpul ke arah beliau. Lalu beliau sholat bersama mereka shalat sepanjang malam. Kemudian orang-orang bubar, dan beliaupun masuk rumah. Beliau membiarkan tikar tersebut dalam keadaan terbentang. Tatkala datang waktu pagi, mereka memperbincangkan shalat yang dilakukan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersama orang-orang yang ada pada malam itu (maka berkumpullah manusia lebih banyak lagi) dari sebelumnya. Sehingga akhirnya masjid menjadi bising Pada malam ke dua itu, Nabi Shalalllahu 'alaihi wa sallam kembali shalat bersama mereka. Maka di pagi harinya, orang kembali memperbincangkan hal itu, sehingga orang yang berkumpulpun bertambah banyak lagi (pada malam ketiga) sampai masjid menjadi penuh sesak. Rasul-pun keluar dan shalat mengimami mereka. Di malam yang keempat, disaat masjid tak dapat lagi menampung penghuninya ; Rasulullah-pun keluar untuk mengimami mereka shalat 'Isya dipenghujung waktu. Lantas (pada malam itu juga) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke rumahnya, sedangkan manusia tetap menunggunya di masjid". 'Aisyah lalu menuturkan : "Rasulullah bertanya kepadaku :"Orang-orang itu sedang apa ya 'Aisyah ?" Saya pun menjawab : "Wahai Rasulullah, orang-orang itu sudah mendengar tentang shalatmu tadi malam bersama orang-orang yang ada di masjid ; maka dari itu mereka berbondong memenuhi masjid untuk ikut shalat bersamamu". Lalu 'Aisyah melanjutkan kisahnya : "Beliau lantas memerintahkan :"Tolong lipat kembali tikarmu, wahai 'Aisyah !". Akupun lantas melakukan apa yang beliau perintahkan. Malam itu, beliau berdiam di rumah tanpa tidur sekejappun. Sedangkan orang-orang itu tetap menunggu ditempat mereka. Hingga datang pagi, barulah Rasulullah keluar.

Seusai melaksanakan shalat subuh, beliau menghadap kearah para sahabatnya] dan bersabda :

"Wahai manusia, sungguh demi Allah, aku sama sekali tidak tertidur tadi malam. Akupun tahu apa yang kalian lakukan. Namun (aku tidak keluar untuk shalat bersama kalian) karena aku khawatir shalat itu menjadi (dianggap) wajib atas diri kalian.
Sesungguhnya Allah tak akan bosan, meskipun kamu sendiri sudah bosan". (Shahih Bukhari jilid 1 halaman 343).

 dimana letak bid'ah yang dimaksud Umar Bin Khathab?

Tentu anda akan kebingungan,karena memang tidak ada bid'ah dalam shalat tarawih.Shalat tarawih,baik dengan Imam (berjama'ah) atau sendirian itu pernah di lakukan oleh Rasulullah.Begitu juga mengumpulkan orang-orang yang shalat di masjid yang terpencar-pencar disatukan dengan Satu Imam,berdasarkan Hadist dari Aisyah di atas juga pernah dilakukan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam.

Pada dasarnya Umar Bin Khathab bukanlah membuat bid'ah.Ucapan Amirul Mukminin Umar Bin Khathab adalah Bid'ah dalam arti secara Bahasa,bukan secara syariat.Karena pada dasarnya bid'ah dalam syariat semuanya tercela.Sedang bid'ah secara bahasa ada yang baik dan ada yang buruk dilihat apakah ada dalil yang menetapkan atau tidak.

Ucapan Umar : “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”. adalah bid’ah secara LUGHOWI (secara bahasa). Demikan menurut ibnu Rajab. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2:128).

Ibnu Katsir Rahimahullah, seorang ulama ahlu sunnah dan juga seorang ahli tafsir paling terkemuka di dunia, mengatakan : Bahwa bid’ah, ada dua macam. Bid’ah secara syari’at dan bid’ah secara lughowiyah (bahasa).

Beliau berkata : ”Bid’ah ada dua macam, bid’ah syari’at seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguh-nya setiap yang ada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat” Dan bid’ah lughowiyah (bahasa) seperti perkata’an umar bin Khatab ketika mengumpulkan manusia untuk sholat tarawih : ”Inilah sebaik-baiknya bid’ah.” [Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’anil ‘Adziem 1/223. Cet. Maktabah taufiqiyah, Tahqiq Hani Al Haaj].

Menurut Ibnu Rajab dan Ibnu Katsir perkata’an Umar bin Khaththab, ”Inilah sebaik-baiknya bid’ah”. Adalah bid’ah secara LUGHOWI (bahasa), bukan bid”ah secara syari’at. Karena shalat tarawih berjama’ah pernah di lakukan oleh Rosululloh.

Bid’ah (perkara baru) dan tercela, adalah bid’ah dalam urusan Ibadah, yang tidak pernah di lakukan, di perintahkan atau di setujui oleh Rasulullah. Bagaimana shalat terawih mau di katakan bid’ah (perkara baru), Sedangkan shalat tarawih pernah di lakukan oleh Rasulullah.

Bid'ah memang dibagi menjadi 2,Bid'ah secara syariat yang semuanya haram dan bid'ah  secara bahasa.Contohnya dalam urusan duniawi,pesawat,mobil,teknologi,informasi dll itu boleh menggunakan kata bid'ah karena memang tidak ada pada zaman Nabi dan bid'ah semacam itu adalah baik karena selain tidak termasuk dalam urusan syariat,juga ada dalil yang memperbolehkan.


Adapun penggunaan kata bid'ah yang baik secara bahasa dalam syariat seperti ucapan Umar itu juga boleh selama amaliyah tersebut mempunyai asal hukumnya,perintahnya,tata cara pelaksanaan,waktu dan ketetapannya.Jika tidak mempunyai asal hukum,maka tidak boleh dikatakan bid'ah yang baik,melainkan harus di katakan bid'ah yang sesat.

Sedang shalat Tarawih dengan Satu Imam yang dilakukan oleh Umar Bin Khathab baik cara,waktu,dan ketetapannya itu ada dalilnya,karenanya para ulama menafsirkan perkataan  Umar adalah bid'ah secara Bahasa,bukan secara syariat dikarenakan ada dalil yang menjelaskan.

Berbeda dengan tahlilan dan yasinan,ini merupakan bid'ah dalam syariat yang hukumnnya haram.karena tidak memiliki asal hukum,baik dari segi perintahnya,tata caranya,waktu dan pelaksanaannya tidak ada dalil yang menegaskan atau memerintahkan.

Ibnu Hajar Al Asqolani, seorang ulama besar bermadzhab Syafi’iy, Beliau rahimahullah juga menjelaskan : “Maka bid’ah menurut istilah syari’at adalah tercela, berbeda dengan pengertian bahasa karena bid’ah secara bahasa adalah segala sesuatu yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya baik terpuji maupun tercela.” [Lihat Fathul Bari,13:253].

Dan lagi ada perbedaan mencolok antara "Bid'ah" nya Umar Bin Khathab dalam shalat tarawih dengan bid'ahnya ahlul-bid'ah di Indonesia seperti Tahlilan,selametan,dan yasinannya. "Bid'ah" nya Umar sudah dijalankan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam,sedang bid'ahnya ahlul-bid'ah di Indonesia belum pernah dikerjakan oleh seorangpun baik Rasulullah shalallahu alaihi wasalam maupun sahabatnya,bahkan tabi'in pun tidak pernah melakukan hal yang semacam ini.Jadi apa masuk akal 2 hal yang berbeda,shalat tarawih yang sudah ada sejak zaman Rasulullah disamakan dengan acara semacam tahlilan,selamatan dll yang baru muncul beberapa Ratus tahun kemudian diberi hukum yang sama yaitu Bid'ah?


Abdul Wahhab As-Subki dalam “Isyraqul Mashabiih Fi Shalati At-Tarawih” yang berupa kumpulan fatwa (I : 168) menyatakan :

“Ibnu Abdil Barr berkata : “Dalam hal itu Umar tidak sedikitpun membuat-buat sesuatu melainkan sekedar menjalani apa yang disunnahkan, disukai dan diridhai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dimana yang menghalangi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan secara kontinyu semata-mata karena takut dianggap wajib atas umatnya. Sedangkan beliau adalah orang yang pengasih lagi pemurah terhadap umatnya. Tatkala Umar mengetahui alasan itu dari Rasulullah, sementara ia mengerti bahwa amalan-amalan yang wajib tidak akan bertambah ataupun berkurang lagi sesudah kematian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ; maka beliaupun mulai menghidupkannya dan menyuruh manusia untuk melakukannya. Kejadian itu berlangsung pada tahun 14 H. Itu adalah keutamaan yang Allah simpan lalu diperuntukkan bagi beliau Radhiyallahu ‘anhu. Yang mana Abu Bakar sekalipun tidak pernah terinspirasi untuk melakukannya. Meskipun, beliau lebih utama dan lebih segera melakukan kebaikan –secara umum- daripada Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Akan tetapi masing-masing dari keduanya dianugerahi Allah keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki yang lainnya”Abdul Wahhab As-Subki dalam “Isyraqul Mashabiih Fi Shalati At-Tarawih” yang berupa kumpulan fatwa (I : 168) menyatakan :

“Ibnu Abdil Barr berkata : “Dalam hal itu Umar tidak sedikitpun membuat-buat sesuatu melainkan sekedar menjalani apa yang disunnahkan, disukai dan diridhai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dimana yang menghalangi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan secara kontinyu semata-mata karena takut dianggap wajib atas umatnya. Sedangkan beliau adalah orang yang pengasih lagi pemurah terhadap umatnya. Tatkala Umar mengetahui alasan itu dari Rasulullah, sementara ia mengerti bahwa amalan-amalan yang wajib tidak akan bertambah ataupun berkurang lagi sesudah kematian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ; maka beliaupun mulai menghidupkannya dan menyuruh manusia untuk melakukannya. Kejadian itu berlangsung pada tahun 14 H. Itu adalah keutamaan yang Allah simpan lalu diperuntukkan bagi beliau Radhiyallahu ‘anhu. Yang mana Abu Bakar sekalipun tidak pernah terinspirasi untuk melakukannya. Meskipun, beliau lebih utama dan lebih segera melakukan kebaikan –secara umum- daripada Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Akan tetapi masing-masing dari keduanya dianugerahi Allah keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki yang lainnya”



.Para ahlul bid'ah begitu memaksakan penafsiran,seperti tentang 'lafadz "kullu",mereka penafsirkannya dengan berbagai macam gaya,agar sesuai dengan pemikiran mereka.Akan tetapi ketika datang ucapan Umar Bin Khathab "inilah sebaik-baiknya bid'ah..",mereka tidak menafsirkannya dengan gaya mereka seperti ketika menafsirkan "kullu",bahkan mereka menolak jika muncul penafsiran-penafsiran tentang perkataan Umar Bin Khathab tsb,karena sudah sesuai dengan pemikiran mereka.

Barakallah fiikum


Wallahu a'lam bish shawab.










Dalil Selamatan orang meninggal ( Sebuah Identitas "ASWAJA" ? )


Sebuah ritual yang jamak dilakukan di sekitar kita yaitu selamatan yang dilakukan untuk "menghormati" arwah yang meninggal dunia, ternyata dalil tersebut memang benar-benar ada. Keberadaan dalil ini justru di kitab lain. "Opo tumon" ? (Jawa: apa ada...)

Dan ritual ini wajib dikerjakan oleh masyarakat yang mengaku dirinya pengikut "Aswaja".  Jika tidak mengerjakan, pasti dan dijamin ia akan mendapat stigma (stempel) buesar sebagai "orang Wahabi". Stigma ini tentu disematkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang ingin mendapat keuntungan pribadi dan golongan, dengan mengabaikan pencerahan umat. Mengklaim pribadi dan golongan yang benar diatas kejahilyiaan pengikutnya.

Pilihan anda, silahkan tetap dalam dunia gelap atau berubah ke jalan terang. Baca dengan seksama sebelum anda menetukan pilihan sekarang :

Lebih 200 DALIL DARI KITAB WEDHA (KITAB SUCI UMAT HINDU) TENTANG SELAMATAN 1,7,10,100 hari,nyewu, dll.

0leh : ROMO PINANDHITA SULINGGIH WINARNO, (sarjana agama hindu(s1)& pendeta berkasta brahmana, kasta brahmana adalah kasta/tingkatan tertinggi pada umat hindu).

Alhamdulillah yang sekarang beliau Romo Pinandhita Sulinggih Winarno menjadi Mualaf/masuk Islam lalu beliau mengubah namanya menjadi Abdul Aziz, sekarang beliau tinggal di Blitar-Jawa Timur. Dulu beliau tinggal di Bali bersama keluarganya yang hindu, Beliau hampir dibunuh karena ingin masuk islam, beliau sering di ludahi mukanya karena ingin beragama islam & alhamdulillah ayahnya sebelum meninggal beliau juga memeluk agama islam. Abdul aziz berharap seluruh kaum muslimin membantu mempublikasikan,menyebarkan materi dibawah ini. Jazakumullahu khoiran katsira.

Kesaksian mantan pendeta hindu: abdul aziz bersumpah atas asma Allah bahwa selamatan, ketupat, tingkepan, & sebahagian budaya jawa lainnya adalah keyakinan umat hindu dan beliau menyatakan tidak kurang dari 200 dalil dari kitab wedha (kitab suci umat hindu) yang menjelaskan tentang keharusan selamatan bagi pemeluk umat hindu, demikian akan saya uraikan fakta dengan jelas dan ilmiyah dibawah ini :

1. Di dalam prosesi menuju alam nirwana menghadap ida sang hyang widhi wasa mencapai alam moksa, diperintahkan untuk selamatan/kirim do’a pada 1 harinya, 2 harinya, 7 harinya, 40 harinya, 100 harinya, mendak pisan, mendak pindho, nyewu (1000 harinya).
Pertanyaan ????? apakah anda orang islam juga melakukan itu ?????

ketahuilah bahwa TIDAK AKAN PERNAH ANDA TEMUKAN DALIL DARI AL-QUR’AN & AS-SUNNAH/hadits shahih TENTANG PERINTAH MELAKUKAN SELAMATAN, bahkan hadits yang dhoif(lemah)pun tidak akan anda temukan ,akan tetapi kenyataan dan fakta membuktikan bahwa anda akan menemukan dalil/dasar selamatan,dkk,justru ada dalam kitab suci umat hindu,

COBA ANDA BACA SENDIRI DALIL DARI KITAB WEDHA (kitab suci umat hindu) DIBAWAH INI:

a. Anda buka kitab SAMAWEDHA halaman 373 ayat pertama, kurang lebih bunyinya dalam bahasa SANSEKERTA sebagai berikut: PRATYASMAHI BIBISATHE KUWI KWIWEWIBISHIBAHRA ARAM GAYAMAYA JENGI PETRISADA DWENENARA.
ANDA BELUM PUAS, BELUM YAKIN, ???

b. Anda buka lagi KITAB SAMAWEDHA SAMHITA BUKU SATU,BAGIAN SATU,HALAMAN 20. Bunyinya : PURWACIKA PRATAKA PRATAKA PRAMOREDYA RSI BARAWAJAH MEDANTITISUDI PURMURTI TAYURWANTARA MAWAEDA DEWATA AGNI CANDRA GAYATRI AYATNYA AGNA AYAHI WITHAIGRANO HAMYADITAHI LILTASTASI BARNESI AGNE.

Di paparkan dengan jelas pada ayat wedha diatas bahwa lakukanlah pengorbanan pada orang tuamu dan lakukanlah kirim do’a pada orang tuamu dihari pertama, ke tiga, ke tujuh, empat puluh, seratus, mendak pisan, mendhak pindho, nyewu(1000 harinya).

Dan dalil-dalil dari wedha selengkapnya silahkan anda bisa baca di dalam buku karya Abdul aziz (mantan pendeta hindu) berjudul “mualaf menggugat selamatan”, di paparkan TIDAK KURANG DARI 200 DALIL DARI “WEDHA” kitab suci umat hindu semua.
JIKA ANDA BELUM YAKIN, MASIH NGEYEL,,, ?

c. Silahkan anda Buka dan baca kitab MAHANARAYANA UPANISAD.

d. Baca juga buku dengan judul ,“NILAI-NILAI HINDU DALAM BUDAYA JAWA”, karya Prof.Dr. Ida Bedande Adi Suripto (BELIAU ADALAH DUTA DARI AGAMA HINDU UNTUK NEGARA NEPAL, INDIA, VATIKAN, ROMA, & BELIAU MENJABAT SEBAGAI SEKRETARIS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA).

Beliau menyatakan SELAMATAN SURTANAH, GEBLAK, HARI PERTAMA, KE TIGA, KE TUJUH, KE SERATUS, MENDHAK PISAN, MENDHAK PINDHO, NYEWU (1000 harinya) ADALAH IBADAH UMAT HINDU dan beliau menyatakan pula NILAI-NILAI HINDU SANGAT KUAT MEMPENGARUHI BUDAYA JAWA,

ADI SURIPTO DENGAN BANGGA MENYATAKAN UMAT HINDU JUMLAH PENGANUTNYA MINORITAS AKAN TETAPI AJARANNYA BANYAK DI AMALKAN MASYARAKAT , yang maksudnya sejak masih dalam kandungan ibu-pun sebagian masyarakat melakukan ritual TELONAN (selamatan bayi pada hari ke 105 (tiap telon 35 hari x 3 =105 hari sejak hari kelahiran )), TINGKEPAN (selamatan untuk janin berusia 7 bulan).

e. Baca majalah “media hindu” tentang filosofis upacara NYEWU (ritual selamatan pada 1000 harinya sejak meninggal). Dan budaya jawa hanya tinggal sejarah bila orang jawa keluar dari agama hindu.

f. Jika anda kurang yakin, Masih ngeyel dan ingin membuktikan sendiri anda bisa meneliti kitab wedha datang saja ke DINAS KEBUDAYAAN BALI, mereka siap membantu anda. atau Telephon Nyi Ketut Suratni : o857 3880 7015 (dia beragama Hindu tinggal di Bali, wawasanya tentang hindu cukup luas dia bekerja sebagai pemandu wisata ).

g. APA DASAR YANG LAIN DIDALAM HINDU ??? :

# RUKUN IMAN HINDU (PANCA SRADA) yang harus diyakini umat hindu

1. Percaya adanya sang hyang widhi.
2. Percaya adanya roh leluhur.
3. Percaya adanya karmapala.
4. Percaya adanya smskra manitis.
5. Percaya adanya moksa.

# PANCA SRADA punya rukun, yaitu:

• PANCA YAJNA (artinya 5 macam selamatan).

1. Selamatan DEWA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau biasa dikenal orang dalam istilah dengan,” memetri bapa kuasa ibu pertiwi “).
2. Selamatan PRITRA YAJNA (selamatan yang DI TUJUKAN PADA LELUHUR).
3. Selamatan RSI YAJNA (selamatan yang ditujukan pada guru atau kirim do’a yang ditujukan pada Guru, biasanya di punden/ndanyangan ). Kalau di kota di namakan dengan nama lain yaitu “SELAMATAN KHAUL” memperingati kiyainya/gurunya &semisalnya , yang meninggal dunia.
4. Selamatan MANUSIA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kelahiran atau dikota disebut “ULANG TAHUN” ).
5. Selamatan BUTA YAJNA (selamatan yang ditujukan pada hari kebaikan ), misalnya kita ambil contoh biasanya pada beberapa masyarakat islam (jawa) melakukan selamatan hari kebaikan pada awal bulan ramadhan yang disebut “selamatan MEGENGAN”.

Fenomena diatas tidak diragukan lagi karena pengaruh agama hindu/budaya jawa/nenekmoyang .

Allah berfirman: “ dan apabila dikatakan kepada mereka ,”ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab ,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukan-nya).”padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah,170).

“mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka”(QS.An-Najm,23).

Dan Allah juga berfirman: dan apabila dikatakan pada mereka,”mari lah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.”mereka menjawab,”cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya) .”apakah (mereka akan mengikuti)juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ? (QS.Al-Maidah,104)

# AKIBAT YANG TIDAK DI SELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU,

Pertanyaan
orang tua kalau tidak diselamati apa rohnya gentayangan?

Buka dalilnya DIKITAB SUCI UMAT HINDU dikitab SIWASASANA HALAMAN 46-47 CETAKAN TAHUN 1979. Bagi yang tidak mau selamatan mereka di peralina hidup kembali dalam dunia bisa berwujud menjadi hewan atau bersemayam di dalam pohon, makanya kalau anda ke Bali banyak pohon yang dikasih kain-kain dan sajen-sajen itu, karena mereka meyakini roh nya ada dalam pohon itu, dan bersemayam dalam benda-benda bertuah misal keris dan jimat, di hari sukra umanis (jum’at legi) keris atau jimat di beri bunga&sajen-sajen.

DEWA ASURA akan marah besar jika orang tidak mau melakukan selamatan maka dewa asura akan mendatangkan bala/bencana & membunuh manusia yang ada di dunia.

DEWA ASURA atau dikenal dalam masyarakat dengan nama BETHARAKALA , anak ontang anting harus diruwat(ritual dengan selamatan&sajen) karena takut betharakala , sendhang kapit pancuran(anak wanita diantara kedua saudara kandung anak laki-laki) diruwat karena takut betharakala, rabi ngalor ngulon merga rawani karo betharakala (nikah tidak boleh karena rumahnya menghadap utara&barat, karena takut celaka ).

# AKIBAT YANG DI SELAMATI DALAM KEYAKINAN HINDU, yaitu:

Dalam keyakinan hindu bagi yang mau selamatan maka mereka langsung punya tiket ke surga.

2. NASI TUMPENG

Konsep dalam agama hindu : dalam kitab MANAWA DHARMA SASTRA WEDHA  SMRTI ,BAGI ORANG YANG BERKASTA SUDRA(KASTA YANG RENDAH) YANG TIDAK BISA MEMBACA KALIMAT PERSAKSIAN :

HOM SUWASTIASU HOM AWI KNAMASTU EKAM EVA ADITYAM BRAHMAN ,BAGI YANG TIDAK BISA MENGUCAPKAN KALIMAT DALAM BAHASA SANSEKERTA DIATAS SEBAGAI PENGGANTINYA MAKA MEREKA CUKUP MEMBIKIN TUMPENG, BENTUKNYA ADALAH SEGITIGA, SEGITIGA YANG DIMAKSUT ADALAH TRIMURTI (SHIVA, VISHNU, BRAHMA=>BRAHMAN) ARTINYA TIGA MANIFESTASI IDA SANG HYANG WIDHI WASA , UMAT HINDU MENGATAKAN BARANGSIAPA YANG MEMBIKIN TUMPENG MAKA DIA SUDAH BERAGAMA HINDU.

Dikitab BAGHAWAGHITA di jelaskan TUHAN nya orang hindu lagi minum dan ditengahnya ada tumpeng, dan di depan dewa brahma ada sajen-sajen

3. Pemberangkatan mayat diwajibkan dipamitkan di depan rumah lalu beberapa sanak keluarga akan lewat di bawah tandu mayat (tradisi brobosan), karena umat hindu meyakini brobosan sebagai wujud bakti pada orang tua dan salam pada dewa, dalam hindu mayat di tandu lalu diatasnya diberi payung, pemberangkatan mayat menggunakan sebar/sawur bunga, uanglogam, beraskuning,dll, lalu bunga di ronce(dirangkai dengan benang )lalu di taruh/dikalungkan di atas beranda mayat. Hindu meyakini :

a. Bunga warna putih mempunyai kekuatan dewa brahma.
b. Bunga warna merah mempunyai kekuatan dewa wisnu.
c. Bunga warna kuning mempunyai kekuatan dewa siwa.

Umat hindu berkeyakinan bunga itu berfungsi sebagai pendorong do’a (muspha/trisandya)&pewangi.

4. KETUPAT
Didalam hindu roh anak menjelang hari raya pulang kerumah, sebagai penghormatan orang tua kepada anak, maka biasanya hindu setelah hari raya di pasang kupat diatas pintu dan di bagi-bagikan tetangga.

Pertanyaan ? apakah anda tahu dasarnya setelah hariraya idulfitri ada hari raya kupatan/ketupat ? apa dasarnya? DEMI ALLAH tidak ada satu dalilpun perintah Allah dari Al-Qur’an dan As-sunnah tentang perbuatan tersebut diatas, sungguh Allah berfirman: “mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka”(QS.An-NAJM:23).

“ dan apabila dikatakan kepada mereka ,”ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab ,”(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukan-nya).”padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah:170)

# KESIMPULAN

TRADISI-TRADISI SALAH YANG MEMBUDAYA : tradisi keliru dan telah membudaya pada masyarakat kita yang kita sebutkan diatas, bukan untuk diikuti akan tetapi untuk dijauhi. Bahwa setidaknya ada dua alasan mereka melakukan tradisi-tradisi tersebut :

1. Mereka berpedoman dengan hadits palsu;
2. Sebagian dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan (mengekor) terhadap tradisi yang berjalan disuatu tempat.

Mereka akan mengatakan bahwa ini adalah keyakinan para pendahulu dan nenek moyang mereka !

Saudaraku sekalian, argumentasi”apa kata orang tua”, bukan lah jawaban ilmiyah dari seorang muslim yang mencari kebenaran. Apalagi masalah ini menyangkut baik buruknya aqidah seseorang. Maka, permasalahan ini harus didudukkan dengan timbangan AL-QUR’AN AS-SUNNAH AS SHAHIHAH.

Sikap mengekor kepada pendahulu dan nenek moyang dengan tanpa memperdulikan dalil-dalil syar’i merupakan perbuatan yang keliru, karena sikap tersebut menyerupai orang-orang quraysy, ketika diseru oleh Rasulullah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Apa jawab mereka ? silahkan anda baca al-qur’an surat az-zuhruf ayat 22 & asy-syu’ara ayat 74.

“bahkan mereka berkata,’sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa)dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka”(Qs.az Zuhruf,22).

Jawaban seperti ini serupa dengan apa yang dikatakan kaum Nabi Ibrahim, ketika mereka diajak meninggalkan peribadatan kepada selain Allah. Mereka mengatakan,” kami dapati bapak-bapak kami berbuat demikian(yakni beribadah kepada berhala).”(QS.Asy Syu’ara,74).

Barakallah fiikum

Wallahu a'lam bish shawab

Diposkan oleh:
www. SHAFWAHMEDIA.wordpres

Wallahu a'lam bishowab


Stigma WAHABI : Stigma Kolonial ( yang diabadikan ).


Orang-orang Barat telah semakin jauh dari fitrah mereka sebagai manusia. Oleh sebab itu, mereka menjadi sukar memahami sifat-sifat Orang Timur yang cenderung menjunjung nilai-nilai klasik. Kesulitan memahami Timur itu ditandai antara lain oleh kecenderungan mereka memberi stigma atau stempel tertentu dan dilegalisasi melalui kajian-kajian bercitra ilmiah dan disebarluaskan melalui media, sehingga menciptakan dan menularkan fobia ke seluruh pelosok dunia. 
 
 Kajian semacam ini pada dasarnya adalah produk yang didesain dalam rangka kolonialisme dengan pengetahuan sebagai alat kekuasaan, untuk memecah belah dan mengadu domba muslim di dunia. Kajian semacam ini mendapat kritik tajam dari Edward Said dan Homi Bhabha melalui kajian antitesa terhadap Kolonialisme-Orientalisme, yang disebut dengan Teori Poskolonial. Teori ini menunjuk pada segolongan kajian terhadap dampak kolonialisme terhadap masyarakat terjajah, secara fisik dan terutama mental, baik semasa maupun sesudah penjajahan berlangsung. 
 
Di antara stigma atau stempel Barat terhadap Timur di mana Timur adalah dunia Islam, ialah WAHABI. Terma ini digunakan dan disebarluaskan Barat dengan sangat didukung oleh Iran (Syiah). Oleh sebagian besar masyarakat dunia yang tidak mengetahui hakikatnya, terma ini lebih dimaknai secara konotatif tenimbang denotatif. Wahabi secara konotatif diasosiasikan dengan gerakan memurnikan Islam dengan menegakkan kembali dua pedoman utama dalam Islam, ialah Al-Qur’an dan Assunnah.

Hal tersebut merupakan suatu paradoks, sebab gerakan demikian ini dalam islam justru merupakan gerakan yang utama dan selalu dinanti. Pengertian ‘pembaruan’ atau ‘pembaharuan’ dalam Islam sejatinya menunjuk pada gerakan demikian ini, sebagaimana yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan di Yogya pada 1912 yang berusaha memberantas takhyul, biddah dan churafat. Juga Ahmad Hassan di Bangil dan apa yang hakikatnya diperjuangkan Hasyim Asy’ari di Jawa Timur. Sementara Barat menghegemoni pengertian pembaruan sebagai gerakan yang mengarah pada kompromi, permisi atau lugasnya: liberal.

Paradoksi merupakan bentuk ambivalensi diametral. Berbagai bentuk sikap ambivalen merupakan stereotip perilaku kolonial. Akibatnya adalah tumbuhnya karakter paradoksi atau ambivalens pada si terjajah. Masyarakat terjajah cenderung mengembangkan sifat terombang-ambing, gamang atau merasa serba-salah.

Paradoksi bukan hanya terjadi secara kolektif, tetapi juga menimpa individu. Ketika seseorang tercekam dengan terma ‘wahabi’, membenci ‘wahabi’, dan pada saat yang sama mengaku imannya menguat, sejatinya terdapat partentangan di sini. Menguat itu menunjuk pada proses menjadi lebih kokoh, sehingga secara spirit sejatinya menuju atau menumpu pada sumber kekuatan itu sendiri. Ibarat pohon, sumber kekuatan itu adalah akar; ibarat bangunan, tumpuannya adalah pondasi. Sebaliknya, proses melemah menunjuk pada proses menjadi lebih rapuh, rentan atau labil, sehingga ibarat pohon, arahnya menjauh dari akar menuju pucuk daun yang mudah digoyang angin; menjauh dari pondasi menuju ujung genting yang mudah diporakporanda badai. Berada dalam kecenderungan ini adalah gerakan-gerakan yang justru arahnya meninggalkan nilai-nilai yang mengakar atau fondasional (Barat menyebutnya nilai puritan atau konservatif), menuju nilai-nilai nilai-nilai kompromis (lugasnya: nilai-nilai liberal) yang sangat karet, dan oleh sebab itu rentan, rapuh dan labil.

Jadi, tidak dapat dipahami jika ada orang berkata imannya menguat tetapi pada saat yang sama pandangan-pandangannya cenderung liberal. Ini merupakan stereotip karakter yang terhegemoni atau terkolonialisasi Barat.


Komentar : Stigma WAHABI ini terus digulirkan oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan kemurnian & tegaknya Islam. Bahkan pihak kolonial mengirim Snock Horgonje belajar Islam ke Mekkah, untuk menghasilkan potret umat islam yang diinginkan kolonial.


Wallahu a'lam bishowab
 

Sumber : Ahmad Antawirya


WAHABI : Stigma menghentikan dakwah - wahabi(3)



Surat edaran asli (kiri) dan surat edaran palsu (kanan)
Oleh: Dr. Slamet Muliono
Belakangan ini, kata-kata “Wahabi” menjadi sebuah isu sentral dan wacana yang terus menerus digulirkan oleh sekelompok masyarakat yang merasa terancam eksistensinya. Bahkan wahabi diciptakan sebagai kelompok yang harus dihadapi bersama karena mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Di Indonesia, awal mula yang memproduksi gerakan bersama melawan Wahabi adalah kelompok Syiah. Dalam berbagai kesempatan termasuk di media sosial, Syiah mengajak kaum muslimin untuk bersatu melawan Wahabi. Identitas yang dilekatkan kepada Wahabi adalah mereka yang tidak toleran terhadap budaya lokal, pemikiran dan perilakunya radikal terhadap pihak-pihak yang berbeda.
Seiring dengan perjalanan waktu, dan ini yang sangat unik, identitas Wahabi disematkan kepada sekelompok orang yang tidak melakukan tradisi yang dianggap bagian dari Islam, seperti tahlilan, istighosah dan sejenisnya. Bahkan di beberapa wilayah pinggiran selatan di Jawa Timur, orang yang tidak mengikuti tahlilan dianggap aneh dan tidak bisa menyatu dengan masyarakat, sehingga mengakibatkan masyarakat mengucilkannya.
Penggunaan istilah wahabi terus direproduksi bukan hanya menunjukkan kekalutan dan kekhawatiran karena kehilangan penganut, tetapi sudah pada tahap hilangnya akal sehat. Akibat dari kekhawatiran dan hilangnya akal sehat itu, melahirkan sebuah langkah konyol dan pandir.
Salah satu contoh langkah konyol dan pandir berupa beredarnya sebuah surat yang mengatasnamakan Kementerian Agama Propinsi Jawa Barat untuk bersikap waspada dan hati-hati terhadap ajaran Wahabi Salafi ekstrim. Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa KH. Athian Ali menghimpun dana di Masjid Al Fajr Cijagra untuk membiayai kegiatan pengiriman ISIS warga Bandung ke Timur Tengah. Namun pihak Kementerian Agama Jawa Barat cepat membantah mengedarkan surat tersebut. Drs. H. A Buchori, MM, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Barat, menyatakan bahwa surat edaran itu palsu dan tidak benar dengan beberapa alasan.
Pertama, kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat tidak pernah menerbitkan Surat edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Ajaran Wahabi Salafi Ekstrim di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya pada tanggal 22 April 2015.
Kedua, setelah dicek pada buku Agenda Surat Keluar tanggal 22 April 2015 dan arsip surat yang ada pada kami dengan nomor: Kw.10.1/2/Kp.04.2/2195/2015 adalah Surat Edaran tentang Himbauan Cuti Bersama / Kegiatan di Luar Kantor dalam Rangka Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 Tahun 2015 di Bandung.
Ketiga, isi surat Nomor Kw.10.1/2/Kp.04.2/2195/2015 tanggal 22 April 2015 yang telah dikeluarkan Kanwil DIPALSUKAN oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dengan Surat Edaran Tentang kewaspadaan Terhadap Ajaran Wahabi Salafi EKstrim di Wilayah Kota Bandung dan Sekitarnya. (fokusislam 5/12/2015)
Kasubag Informasi Masyarakat (Inmas) Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Barat  Drs. H Abdurrahim M.Ag. menyatakan bahwa ada politik adu domba di antara umat Islam. Mereka ingin mengadu domba Kemenag), Kyai Athian, dan terutama umat Islam (Alhikmah.co. Jumat,4/12/2015). Pihak Kemenag Jabar tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang berisi ihwal mewaspadai pengajian KH Athian. Bahkan, Kemenag Jabar menghormati KH Athian Ali sebagai tokoh Islam Bandung.
Pengusung politik adu domba seringkali mengidentikkan Wahabi dengan ideologi yang diimpor dari Saudi, lengkap beserta kurikulumnya sehingga membuat para pelajar  rentan dengan kegiatan terorisme. Tuduhan ini dibantah oleh penyelenggara pendidikan di Arab Saudi, yakni Universitas Islam Al-Imam Muhammad bin Saud. Pihak Universitas, Syaikh DR Fauzan bin Abdurrahman Al-Fauzan, menyatakan bahwa universitas merupakan bagian integral dari komunitas. Jika satu atau dua pelajar kami memiliki pandangan ekstremis itu tidak berarti semua pelajar pria dan wanita yang berjumlah 200.000 juga melakukannya.
Dia menyayangkan bahwa banyak sekali pihak yang ingin mencoreng Arab Saudi dengan kasus-kasus terorisme. Padahal universitasnya justru memerangi tindakan dan pemikiran yang sangat merusak ini. Hal ini juga ditegaskan Mufti Arab Saudi bahwa Islam tidak butuh pandangan yang ekstrim dalam menyebarkan Islam. Dia menuturkan bahwa agama Islam diturunkan sebagai panduan, sehingga bisa membantu sesama manusia, dan mencegah kejahatan serta menghindarkan pembunuhan orang-orang yang tak bersalah. Sehingga Islam tidak pantas  disebarkan melalui kekerasan dan pandangan ekstremisme. (fokusislam. 26/11/2015)
Kekhawatiran terhadap wahabi bukan hanya menimpa Indonesia, tetapi menjadi kekhawatiran dunia. Apa yang disampaikan oleh gerakan dakwah yang diidentikkan dengan Wahabi begitu berpengaruh secara signifikan dalam diri seorang muslim dalam memegang teguh ajaran Islam. Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagaimana yang dipahami oleh tiga generasi utama (Sahabat, Tabi’in, Tabiut Tabi’in) telah menyuntikkan sebuah spirit baru akan kebangkitan Islam.
Hal ini menjadi sebuah gema yang menggetarkan hati serta membelalakkan pihak-pihak yang selama ini hanya bermain-main dengan Islam. Wahabi mengajarkan dan mengajak umat Islam melaksanakan ajaran Islam secara benar yang bersumber dari Nabi. Sementara umat Islam Indonesia sudah menyebar tradisi-tradisi yang dianggap bagian dari Islam. Masyarakat awam sudah terbiasa melakukan itu secara turun temurun, dan sekelompok elite agama merasa nyaman dengan tradisi agama yang mendatangkan manfaat dan keuntungan duniawi. Oleh karena itu, sangat wajar apabila kemunculan gerakan dakwah dihadang dengan berbagai cara dan diciptakan sebuah stigma “wahabi.” Stigma wahabi adalah sebuah upaya untuk menghentikan langkah dakwahnya yang dianggap “menutup akses” sekelompok elite agama dalam menikmati keuntungan dan kenikmatan duniawi.
*Penulis adalah Dosen UIN Sunan Ampel dan STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya
Komentar : Isu sentral wahabi semakin kencang karena mendapat dukungan tokoh-tokoh yang mengaku "aswaja", sungguh sebuah ironi di masyarakat saat ini. Kenapa ?

Wallahu a'lam bishowab


http://fokusislam.com/1632-wahabi-ekstrim-sebuah-stigma-untuk-menghentikan-dakwah.html

Terinspirasi atau deislamisasi ?

Lambang Kerajaan Samudera Pasai berisi KALIMAT TAUHID dan RUKUN ISLAM. Kepala burung bermakna Basmallah, sayap dan kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Badan burung itu merupakan Rukun Islam.

Tahukah Anda jauh-jauh hari sebelum lambang itu dipakai sebagai lambang Negara Republik Indonesia, lambang tersebut sudah lebih dahulu digunakan sebagai lambang  Kerajaan Samudera Pasai???

Seperti yang kita ketahui, bahwa Kerajaan Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan oleh Sultan Malikussaleh (Meurah Silu) pada abad ke 13 atau pada tahun 1267.


Samudera Pasai pada saat itu dikenal sebagai pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara, hal ini dikemukakan oleh seorang petualang bernama Ibnu Battutah dalam bukunya Tuhfat al-Nazha. Lambang kerajaan Islam Samudera Pasai ini dirancang oleh seorang Sultan Samudera Pasai yaitu Sultan Zainal Abidin. Lambang burung tersebut memiliki makna yaitu SYIAR ISLAM YANG KUAT.

R Indra S Attahashi menjelaskan bahwa lambang negara Samudera Pasai berisi kalimat Tauhid dan Rukun Islam. Rinciannya, kepala burung itu bermakna Basmallah, sayap dan kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Terakhir, badan burung itu merupakan Rukun Islam.

Indra melanjutkan penjelasannya bahwa lambang itu disalin ulang oleh Teuku Raja Muluk Attahashi bin Teuku Cik Ismail Siddik Attahashi yang merupakan Sultan Muda Aceh yang diangkat pasca peristiwa Perang Cumbok pada 1945. Pada saat itu di Aceh Tamiang ada kerajaan sendiri bernama Kerajaan Sungai Iyu.

Indra menjelaskan, lambang Kerajaan Samudera Pasai itu sudah ada dalam silsilah keluarganya lebih dari 100 tahun lalu. Dari kakek atau nenek, lambang itu diwariskan dari generasi ke generasi yang selalu dikisahkan bahwa itu lambang Kerajaan Samudera Pasai.

Lambang itu dilukis oleh Teuku Raja Muluk Attahashi, keturunan dari panglima Turki Utsmani yang ke Aceh ketika Sultan Iskandar Muda menghadapi Portugis, pimpinan dari Panglima Tujuh Syarif Attahashi.

Lambang Garuda Pancasila ini ternyata terinspirasi dari lambang kerajaan Samudera Pasai, namun terlepas dari itu semua sejarawan LIPI, Aswi Warman Adam menegaskan kalau klaim itu menunjukkan kecintaan bangsa Indonesia.


Komentar : Kalau kita melihat piagam asli Jakarta dan Pancasila yang disepakati, bahwa usaha-usaha ke arah itu memang ada.

Wallahu a'lam bishowab


sourece ; http://www.bagi.me/2016/05/terkuak-ternyata-asal-muasal-pancasila.html