Sederet pernyataan kontroversial Gus Dur yang membuat umat
Islam mengelus dada bahkan banyak kyai yang dulu sebagai
pendukung fanatiknya, kini meninggalkan dia, karena ucapan dan
tindak lakunya yang keterlaluan bahkan terkadang kufur. Berikut ini
sebagian dari sekian banyak rentetan kontroversi yang dilakukan
Gus Dur, diantaranya:
1. Asas Partai
KH. Mas Subadar Pasuruan, mengatakan, bahwa sesungguhnya
para kyai selama ini tidak pernah sreg dengan asas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terbuka. Para kyai menginginkan
asas partai berupa Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah, tetapi dari
pada terus menerus ribut, para kyai terpaksa mengikuti kemauan
orang/kelompok yang menghendaki asas terbuka tersebut. Para kyai
mengalah dengan dalih apalah artinya sebuah wadah, yang penting
isinya mengikuti Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah.
Namun kenyataannya, tidak seperti yang diprediksi banyak
kyai, Gus Dur membuat konsep kepengurusan PKB dengan 50%
NU, 25% non-NU dan 25% non-Muslim. Sebagaimana disampaikan
pada acara haul KH. Hasyim Lathif Sidoarjo.
Perbedaan para kyai dan Gus Dur soal formasi kepengurusan
non-Muslim di DPP PKB semakin terlihat jelas usai Muktamar II PKB
di Semarang. Para kyai mempergoki sejumlah nama non-Muslim di
jajaran dewan Syuro dan Tanfidz yaitu, Ratu Krishna Bagoes Oka
(Dewan Syuro) Hermawi Fransiskus Taslim SH. Dr. Maria Pakpahan
MA. Msc. Anak Agung Ngurah Agung SE. Drs. Alexius Gregorius
Plate (Dewan Tanfidz). Ini yang membuat para kyai shock. Puncaknya
pada pemilu 2004, Gus Dur menempatkan tokoh Katholik, A.B.
Susanto sebagai caleg urut nomor satu dari PKB untuk daerah
pemilihan Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan kepulauan
Seribu, beserta ketua DPW PKB Sulawesi Utara, Ferry Tinggogoy.
2. Rehabilitasi PKI
Gus Dur pada saat menjadi presiden bersemangat menghapus
ketetapan MPRS no. XXV tahun 1966 tentang komunisme. Juga
Permintaan maaf yang disampaikan Gus Dur kepada keluarga
anggota PKI yang menjadi korban peristiwa G/30 S PKI yang
sungguh melukai hati umat Islam, karena tidak sedikit umat Islam
menjadi korban kekejaman PKI.
Sehari setelah pernyataan itu bergulir, Ketua MPR Amin Rais,
memberi tanggapan, “Dengan alasan apapun, bila ketetapan itu
dicabut, akan sangat membahayakan”. Pendapat serupa juga datang
dari ketua DPR Akbar Tanjung, “Boleh saja presiden mengeluarkan
statement, tapi instansi terakhir yang memutuskan adalah MPR,” ujar
Akbar. Tanggapan juga datang dari Hartono Mardjono, Ketua umum
Partai Bulan Bintang; “Mencabut ketetapan itu bukan urusan
presiden, melainkan MPR”. Gus Dur menurut Hartono, sebaiknya
segera mengurusi pemulihan ekonomi, supaya sektor riil bisa jalan.
Hartono juga meminta Gus Dur mencermati isi ketetapan yang
berisi empat butir substansi itu. Pertama, pembubaran PKI. Kedua,
pelarangan PKI di Indonesia. Ketiga, pelarangan ajaran Komunisme,
Marxisme dan Leninisme. Dan keempat, larangan menyebarluaskan
ajaran tersebut.
Keempat substansi itu, kata Hartono, sudah diadopsi dalam
undang-undang nomor 29/1999, yang menambahi ketentuan dalam
Kitab UU Hukum Pidana (KUHP) khususnya pasal 107, yang isinya,
bila pelarangan itu ditabrak, artinya makar, maka ancaman
hukumannya antara 12 dan 20 tahun, ujar Hartono.
3. RUU Anti Pornoaksi dan Pornografi
Kelakuan Gus Dur semakin menjadi-jadi. Di saat umat Islam
mengharapkan adanya UU APP, sebaliknya Gus Dur bersama
istrinya, Shinta Nuriyah berjuang mati-matian untuk menolaknya.
Bahkan keduanya tak segan-segan turun jalan untuk berdemo.
Menanggapi pro-kontra RUU APP yang saat itu sedang digodok
di gedung DPR RI, Gus Dur menghimbau para anggota DPR untuk
menolaknya. Menurutnya, para anggota dewan yang menyetujui
RUU APP itu hanya karena takut pada Islam garis keras. ”Itu kan
politisasi agama. Mereka takut pada Islam garis keras, yang
memandang agama secara formal,” katanya saat memberikan
sambutan pada hari ulang tahun ke-58 istri tercintanya, Sintha
Nuriyyah. ”Kalau anggota DPR nggak berani mengubah RUU APP
masyarakat yang akan mengubahnya, dan saya akan berjuang untuk
mengubah," tegasnya.
Menurut Gus Dur, sesuatu dianggap pornografi itu jika tidak
mempunyai nilai sosial sama sekali. Karena, apapun yang dianggap
memiliki nilai sosial tidak usah dipermasalahkan. Mantan ketua
PBNU itu lalu mencontohkannya dengan tradisi masyarakat Bali dan
Papua, yang tidak berpakaian sebagai ekspresi kultural yang tidak
perlu diatur oleh UU. ”Nggak perlu ada UU pornografi. Masak
peraturan menentukan moralitas masyarakat itu kan lucu. Itu kayak
paling suci saja,” imbuhnya.
Seakan tak ingin ketinggalan oleh sang suami, dalam sambutan
di hari ultahnya istri tokoh yang penuh kontroversial ini juga
menyoroti dengan tajam RUU APP. Menurutnya, RUU itu
berangkat dari cara pandang yang sesat dan prasangka bahwa
perilaku moral kaum perempuan menjadi penyebab kerusakan moral di negeri ini. Padahal, kebobrokan moral itu juga banyak disebabkan
para pemimpin yang tidak bertanggung jawab mensejahterakan
warganya. “Karenanya, negara dan para pengambil keputusan
supaya membatalkan RUU APP,” tuntut mantan ibu negara itu.
4. Kitab Al-Quran Paling Porno sedunia.
Gus Dur memang keterlaluan, dia bukan hanya buta matanya
tapi juga buta mata hatinya.
5. Aliran Ahmadiyah
Ketika berlangsung acara perayaan ulang tahun Gus Dur ke-65
(Kamis 4 Agustus 2005), hadir beberapa tokoh pluralis mengecam
fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) itu. Perayaan ulang tahun itu
diberi tema “Merayakan Pluralisme”.
Beberapa tokoh agama dan aktifis bergantian menyatakan kesan
dukungan terhadap Gus Dur, termasuk menyampaikan protesnya,
ketidaksetujuan terhadap larangan ajaran Ahmadiyyah. Gus Dur
sendiri mengatakan, "Segel terhadap Masjid Ahmadiyyah Bogor
harus dicabut besok." Amir jemaat Ahmadiyyah Abdul Basith yang
hadir di tempat itu angkat bicara. Mendesak polisi agar segera
menangkap pelaku pengrusakan masjid Ahmadiyyah.
6. Karikatur Nabi
Umat Islam sedunia gempar dengan terbitnya kartun yang
mencerca Nabi Muhammad SAW di sebuah majalah Denmark.
Kartun itu dibuat begitu hina, melecehkan sosok baginda Rasul.
Tidak keliru kalau umat Islam pun tersinggung. Demo pun marak di
mana-mana. Hampir di seluruh negara, kaum muslimin bergerak.
Mereka memprotes tindakan majalah Denmark tersebut.
Pada tanggal 22 Februari 2006, Gus Dur di wawancarai radio
Nederland. Menurut pengakuannya Gus Dur sendiri juga tidak setuju
dengan pemuatan kartun itu. Tetapi pernyataannya terhadap
kelompok yang melakukan demonstrasi (aksi turun jalan) sungguh
bertolak belakang. Misalnya, ketika ditanya wartawan radio tersebut
soal jutaan umat Islam yang tersinggung, Gus Dur menjawab, “Ah!
Itu sih omong kosong, itu bikin-bikinan aja. Dari 900 juta kaum
muslimin di seluruh dunia, nggak ada tiga juta yang tersinggung
kok. Yang lain nggak,” kata Gus Dur waktu itu.
Begitu juga ketika ditanya soal Arswendo, dengan hasil angket
pendapat yang menempatkan Nabi Muhammad SAW pada peringkat ke-9. Ketika itu Gus Dur berkomentar tidak perlu dibela.
“Endak perlu dibela. Sekarang juga begitu, menurut saya nggak perlu
dibela,” kata Gus Dur.
7. Mati-matian bela Inul
Kepopuleran penyanyi dangdut asal Pasuruan Inul Daratista
berbuah kecaman dari banyak kyai, sebab dalam aksi panggungnya
Inul selalu membawakan goyangan-goyangan erotis „goyang ngebor‟
yang di kategorikan Porno-Aksi. Bagai virus, goyang Inul merasuk ke
masyarakat luas sebagai syndrome dengan membawa dampak yang
memprihatinkan. Berbagai protes kyai baik dari Pasuruan sendiri
maupun Jawa Timur cukup direspon aparat kepolisian dengan
mencekal aksi panggung Inul.
Anehnya, tidak sedikit pula kelompok masyarakat yang
mendukung Inul, antara lain dari kelompok anti RUU APP yang
menjadikan Inul sebagai ikon penolakan RUU APP. Dan dengan
alasan tersendiri Gus Dur termasuk sosok yang melakukan
pembelaan terhadap Inul. Gus Dur juga menyesalkan aksi Forum
Betawi Rempug (FBR) yang mengancam akan mengusir Inul
Daratista dari Jakarta karena menolak Rancangan Undang-Undang
Anti Pornografi-Pornoaksi (RUU APP).
Bahkan sebelumnya, Gus Dur mendorong Inul Daratista untuk
terus berkarir sesuai dengan ekspresi dan ciri khasnya bergoyang
„ngebor‟. ”Setahu saya kebebasan berekspresi dan berkesenian tidak
bertentangan dengan undang-undang,” kata Gus Dur sebagaimana
dikutip Gatra, Selasa, 29 April 2003.
Dalam pertemuan itu, jawaban Gus Dur atas pertanyaan
Inul perihal kasus “pemboikotan” atas dirinya oleh H. Roma Irama
dan Hj. Camelia Malik. ”H. Roma Irama tidak berhak untuk
memasung atau mengekang ekspresi berkesenian seseorang dalam
hal ini Inul, karena itu bertentangan dengan hak asasi manusia,
mengingat kebebasan berekspresi dan berkesenian tidak melanggar
undang-undang,” kata Gus Dur dengan tegas.
Ia menekankan, yang berhak menentukan sesuatu atau seorang
bersalah atau melanggar UU adalah Mahkamah Agung (MA), bukan
orang per orang termasuk H. Rhoma Irama. ”Untuk itu, Inul harus
dibela mati-matian,” ujar ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) itu, seraya menambahkan dengan meminta Inul untuk tidak ambil pusing dan terus bergoyang seperti yang selama ini
diperagakan.
Tentu saja sikap Gus Dur dalam membela Inul seperti ini
menimbulkan keprihatinan mendalam bagi para kyai.[12]
8. Aryantigate.
Kasus perselingkuhan yang menghebohkan antara Gus Dur
yang saat itu menjabat sebagai ketua PBNU dengan seorang janda
bernama Aryanti Boru Sitepu, bahkan sampai beredar foto Gus Dur
memangku mesra Aryanti.
Aryanti menuturkan, dalam kesaksiannya, yang tertanggal 29
Juli 2000. Dia kenal Gus Dur ketika menunaikan ibadah Haji di
Makkah. Saat itu dia dikenalkan oleh teman Gus Dur bernama H.
Sulaiman. Sepulang ke tanah air, hubungan mereka semakin mesra.
Aryanti menuturkan hubungan intim pertama kali yang ia lakukan
dengan Gus Dur ketika berkunjung ke Bali. Mereka menyewa sebuah
vila, yang pada saat itu mereka berempat. Yakni Aryanti, putrinya,
Gus Dur dan H. Sulaiman. Sejak itu Aryanti sering bersama Gus Dur
di sebuah kamar Hotel Harco Jln. Raden Sholeh No. 12 Jakarta Pusat.
Kini, gosip itu tersebar luas sampai ke luar negeri. Radio
Nederland misalnya, menyiarkan isu tersebut. Demikian pula
beberapa media negeri tetangga. Lama-kelamaan hubungan
keduanya retak, karena Aryanti tidak tahan dengan ulah Gus Dur
yang tidak pernah menepati janjinya akan menikahi Aryanti. Juga
disebabkan banyaknya wanita di sekeliling Gus Dur.
Menurut pengakuan Aryanti sendiri, pada saat dia akan
menemui Gus Dur di kantor PBNU, jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat,
ia memergoki Gus Dur sedang bersama dengan seorang perempuan
yang bernama Putri, istri seorang pilot. Mulai saat itulah hubungan
mereka mulai renggang.
Mengenai kasus tersebut, PWNU Jawa Timur melalui Ketua
Tanfidziyahnya. Drs. Ali Maschan Moesa Msi. pada tanggal 22
Agustus 2000 menginstruksikan ke seluruh cabang NU se-Jatim,
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. "Sehubungan dengan
kemungkinan adanya berita yang menayangkan gambar Gus Dur
dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya, maka kami
telah menginstruksikan keseluruh cabang NU dan jajarannya,
khususnya generasi muda, untuk menyikapi lebih dengan sikap yang
jernih dan proporsional, dan tidak menanggapi dengan sikap-sikap
yang destruktif dan kontra produktif lainnya", katanya.
9. Ruwatan Gur Dur
Pembelaan kepada Gus Dur Dalam kasus beredarnya kaset VCD
kegiatan ruwatan Gus Dur di Parangtritis Yogyakarta, pada tanggal
28-29 Juni 1999, juga datang lagi dari KH. Ali Maschan Moesa Ketua
Tanfidhiyyah Jawa Timur. Dia menanggapinya dengan
prasangkanya bahwa Gus Dur tak benar-benar ikut dalam acara
ruwatan itu. "Yang saya lihat di VCD-nya, Gus Dur hanya diam saja,
Gus Dur tidak ikut-ikut. Dia hanya kaosan (pakai kaos) saja. Jadi, ya
itu bukan ritual, Gus Dur hanya biasa-biasa saja", kata Ali Maschan.
Ali Maschan menambahkan, acara itu bukan ritual, dengan
argumen bahwa presiden hanya mengenakan kaos, "Yang beginibegini
(memperagakan orang sedang menyembah) kan Romo
Tunggal, yang dulu berniat meruwat presiden di Solo. Gus Dur
hanya pakai kaos. Dalam konteks Islam, yang tidak boleh kan
peribadatannya," jelasnya.
Tapi, apakah ruwatan itu diadakan untuk mendukung Gus Dur?
Menurut keyakinan orang Jawa, Nyai Roro Kidul atau Ratu Kidul
mendukung Gus Dur menjadi pemimpin. Kata Ali, "Gus Dur diminta
untuk melakukan ruwatan itu, nampaknya oke-oke saja."
10.Buloggate
Kasus yang menggelapkan uang negara sebesar 35 milyar
pada masa Kabulog dijabat oleh Jusuf Kalla itu melibatkan seorang
Tionghoa muslim, Suwondo, tukang pijat sekaligus penasehat
spiritual Gus Dur.
11.Bruneigate
Uang bantuan dari Sultan Hassanal Bolkiah sebesar USD 2 Juta,
diakui Gus Dur masuk ke kantong bendahara pribadinya, H.
Masnuh, seorang pengusaha kayu dari Surabaya yang kini tinggal di
Jalan Irian, Jakarta Pusat. Gus Dur juga menjelaskan, cairnya dana
tersebut yang semula untuk bantuan kemanusiaan masyarakat Aceh
atas bantuan Aryo Wowor, orang terdekat Sultan Hassanal Bolkiah.
12.Memihak Paus
Umat Islam di seluruh dunia mengecam keras pidato Paus
Benedictus XVI yang disampaikan saat lawatan ke sebuah kampus di Jerman. Paus mengutip pernyataan seorang kaisar Kristen Ortodoks
abad XIV, Manuel II Palaelogus, yang menyebutkan bahwa Islam
menyebarkan agama dengan pedang. Umat Islam merasa tersakiti
dengan pernyataaan itu dan memprotes dengan berunjuk rasa di
hampir seluruh belahan dunia.
Gelombang protes juga diajukan beberapa pemimpin dan
pemuka agama Islam di negara-negara mayoritas berpenduduk
muslim. Pemimpin negara Pakistan, misalnya, langsung berniat
mencabut Dubesnya di Vatikan. Begitu pula, penyesalan
diungkapkan presiden RI Susilo Bambang Yudoyono di Havana.
Bahkan pemuka agama Kristenpun menyatakan penyesalannya.
Yahudipun tidak tinggal diam, mereka malah protes membalikkan
kenyataan bahwa semua kekerasan dilakukan oleh Kristen,
Holocaust dan penjajahan pasca PD I. Hampir semua kalangan
menyesalkan.
Paus pun, akhirnya menyatakan penyesalan dengan mengatakan
bahwa itu bukan pendapat dirinya melainkan mengutip ucapan
seorang kaisar Kristen Ortodoks abad ke-14 yang mengkritik
beberapa ajaran Nabi Muhammad.
Namun Gus Dur berpendapat lain. Menurut Gus Dur, pidato
Paus Benedictus XVI itu tidak ada yang menyudutkan Islam. Pidato
paus dianggap-nya normal-normal saja. “Ah nggak (menyudutkan
umat Islam). Paling yang bilang gitu FPI atau FBR. Saya membacanya
normal-normal saja,” cetus Gus Dur, panggilan akrab presiden ke-5
RI itu usai membuka diskusi panel di Hotel Atlet Centuri Park,
Senayan, Jakarta, Senin, 18 September 2006.
Karena itu, Gus Dur mempertanyakan kenapa Paus harus
dianggap bersalah, sehingga harus minta maaf. Permintaan maaf
yang disampaikan Paus, imbuh dia, lebih karena pernyataannya telah
menimbulkan keributan. “Paus itu minta maaf karena menimbulkan
ribut, bukan substansinya kan,” tandas Gus Dur. Lagi-lagi pendapat
Gus Dur mengundang polemik. Dan lagi-lagi pendapat Gus Dur
tidak sejalan dengan para kyai. Hal ini semakin menumpuk
keprihatinan mendalam di kalangan para kyai.[13]
Gus Dur juga terlibat dalam jaringan Kristen Indonesia
sebagaimana yang telah disampaikan oleh KH. Abdul Hamid Baidlowi pada tanggal 25 Jumadil Akhir 1416 H/ 18 November 1995
M sebagai berikut:
1. Keterangan dan pengakuan Gus Dur sendiri kepada saya bahwa
dia (Gus Dur) telah memanfaatkan dana bantuan keuangan dari
Kardinal Yuwono Semarang (kardinal adalah kepala Pastur). Di
kantor PBNU Jakarta sebelum Muktamar NU di Cipasung, pada
saat itu Gus Dur didampingi sdr. Ghoffar Rahman (mantan
Sekjen PBNU). Dan pada waktu itu pula Gus Dur menunjukkan
foto dia bersama Kardinal Yuwono kepada saya.
2. Pengakuan Gus Dur bahwa dia telah menerima dana bantuan
keuangan sejumlah Rp. 600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah)
dari PT. Gramedia (badan usaha milik Kristen). Latar belakang
Gus Dur menerima uang dari Gramedia sbb:
Pada saat monitor (penerbitan milik Gramedia) dibredel oleh
pemerintah, Gus Dur membelanya. Kemudian Gus Dur
menerima dana keuangan sebanyak tersebut dari Gramedia.
Jawaban Gus Dur pada waktu rapat NU Cabang Jombang
tanggal 13 Nopember 1995 bahwa uang tersebut di atas sudah
dilaporkan Muktamar NU di Yogyakarta adalah tidak benar,
karena pada Muktamar NU di Yogyakarta tidak ada laporan Gus
Dur atau PBNU. Dan yang sangat musykil adalah kasus monitor
terjadi pada tahun 1991. Sedangkan kegiatan Muktamar NU di
Yogyakarta terjadi pada tahun 1989. Jadi, jelas jawaban Gus Dur
sama sekali tidak benar.
3. Keterangan dokter Chudzaifah: Gus Dur selama dirawat di
rumah sakit, biaya pengobatan seluruhnya dibayar oleh Kompas
(surat kabar milik Kristen). Informasi tersebut diberikan kepada
saya disaksikan oleh H. Saiful Masykur di PHI Kwitang Jakarta.
4. Gus Dur dengan Moerdani (tokoh Kristen) hubungannya sangat
erat dan intim sekali. Gus Dur penah memuji-muji Moerdani
sebagai presiden RI. Dengan setrategi seperti itu Gus Dur dan
orang Kristen berharap Moerdani menjadi wakil presiden. Jika
terjadi komposisi seperti itu, maka Gus Dur menjadi pahlawan
bagi orang-orang Kristen. Imbalan Gus Dur memang amat mahal
sekali, karena Gus Dur terlanjur dibeli.
5. Anjuran dan imbauan Gus Dur kepada NU untuk memilih PDI
atau Golput, sehabis selesai Muktamar PPP di Jakarta. Mengapa
Gus Dur sejauh itu merusak Khitthah 1926 dan melanggar undang-undang Pemilu? Karena partai Kristen berfusi dalam
partai PDI, maka Gus Dur harus ikut andil untuk PDI.
6. Gus Dur safari bersama Megawati ketua umum PDI. Gus Dur
bisa beralasan, bersilat lidah, tetapi firasat dan ketajaman siasah
seorang mukmin tidak bisa ditipu. Sungguh memalukan
tindakan Gus Dur tersebut.
7. Gus Dur mengatakan bahwa "jika keadaan mendesak saya siap
kampanye PDI". Hal itu dikemukakan di depan saya, Helmi
(wartawan Editor/ Tiras), M. Ishaq (pengamat) pada acara
walimatul Arusy putri H. Shobih Ubaid di Jakarta.
8. Bank Nusuma sampai saat ini belum memakai sistem Islam,
padahal Muktamar NU di Yogyakarta mengusulkan berdirinya
Bank Islam dan Undang-undangpun sekarang telah memperbolehkan
berdirinya bank Islam. Hal ini disebabkan Bank Nusuma
bekerja sama dengan Jawa Pos yang pimpinan tertingginya
dijabat seorang Kristen bernama Eric Samola.
9. Gus Dur bercumbu rayu dengan negara-negara Kristen dan
semakin menjauh hubungan dengan negara-negara Islam.
Apalagi dengan negara Brunei yang beraqidah sama dengan NU.
Adapun pernyataan Gus Dur bahwa dia diusir dari Mesir karena
dia anti Barat, menurut saya adalah alasan yang dibuat-buat
untuk menutupi mesranya hubungan Gus Dur dengan Barat
dewasa ini.
Begitu juga, jika informasi dari Nurman Numeiri benar, tentu
sangat mengerikan tokoh seperti Gus Dur masih bercokol di tengah
umat Islam. Informasi Nurman sulit dikatakan benar namun sulit
juga dikatakan tidak benar sama sekali. Sepak terjang Gus Dur
selama ini memang sering sekali diragukan kredibilitasnya untuk
kebaikan umat dan bangsa kalau tidak bisa dikatakan untuk
memenuhi ambisi pribadi atau kelompok.
Bukan isi selebarannya yang penting, tapi bahwa kita harus
membuka sejelas-jelasnya sosok seorang tokoh panutan sangat
dianjurkan, sehingga penilain akhir tentu kita serahkan kepada umat.
Meniru ucapan Gus Dur baru-baru ini tentang Soeharto, ada
tempat bagi Gus Dur untuk berbuat bathil, ada tempat juga Gus Dur
berbuat kebajikan.
Kebajikan yang dilakukan Gus Dur tentu tidak sedikit.
Bagaimana teganya dihabiskan untuk warga NU tentu ini adalah sumbangan berharga bagi NU. Bagaimana dia membuat NU inklusif
dan toleran terhadap warga non-Muslim tentu pantas ditauladani.
Tapi bukan namanya Gus Dur kalau tidak mudah sekali terjebak
ke dalam sikapnya yang kontroversial, ironis dan akhirnya
cenderumg menjadi bathil.
Bila kita pada satu sisi melihat Gus Dur adalah pendukung
demokrasi dan menganjurkan jabatan presiden hanya dua kali,
sebaliknya di NU Gus Dur tidak menampakkan keinginan untuk
digantikan meskipun sudah belasan tahun sudah menjadi Ketua.
Kita juga mendengar Gus Dur sangat menyerukan persatuan
melalui wadah rekonsiliasi nasional, tapi di sisi lain dia getol
menghantam dan menuduh orang lain yang sangat berpengaruh,
seperti Adi Sasono, Amien Rais.
Dia mengecam penindasan beberapa kelompok Islam terhadap
kaum minoritas, tapi dia tidak peduli terhadap perasaan umat Islam
yang tertindas oleh kebiadapan Benny Moerdani yang sangat dia
idolakan dan dukung.
Sebagai orang yang dianggap ulama, Gus Dur gampang main
tuduh dan fitnah, tapi kadang kala sulit melakukan pembuktian,
misalnya dalam beberapa yang bersentuhan dengan lawan politiknya
seperti ICMI.
Api dendam Gus Dur nampaknya tidak mudah padam,
sementara dari sisi akhlak Islam dendam itu sangat dilarang. Kita
melihat bagaimana sulitnya Gus Dur untuk tidak berusaha
menghantam Amin Rais, padahal Amin Rais cukup solider
mendukung persatuan dimana dia rela untuk berkunjung ke
Ciganjur. Gus Dur menuduh Amin Rais plin-plan dan tidak
konsisten, sementara Amin Rais sendiri semenjak tahun 1993 sudah
menjadi musuh Soeharto dan sekarang salah seorang tokoh tokoh
Reformasi. Sedang Gus Dur sendiri sangat sering bermain-main,
misalnya loncat ke Megawati, ke Tutut, ke Megawati lagi, dsb.
Dalam gagasan dialog Nasional Gus Dur sangat kelihatan sekali
bermanuver untuk kepentingan pribadi, apalagi setelah gagasan
tersebut ditolak sebagian besar masyarakat. Di situ nampak sekali
Gus Dur tidak bersikap legowo dan arif sebagaimana seorang tokoh
panutan melihat kenyataan di masyarakat. Kelihatan sekali Gus Dur
kesal, kemudian melepaskan tanggungjawab sebagai bagian dari
bangsa jika terjadi kerusuhan dan yang patut disesalkan adalah meramal akan ada kerusuhan. Justru ucapan seorang tokoh seperti
Gus Dur yang akan memicu terjadinya kerusuhan.
Saya hanya melihat Gus Dur sebagai seorang manusia biasa
yang bisa berbuat baik dan buruk. Jika sekiranya Gus Dur seringkali
bersikap melawan arus tanpa dasar yang jelas dan logis, maka
seharusnya Gus Dur menyerahkan suatu permasalahan kepada
orang yang memang benar-benar ahli dan berwenang.
Meskipun NU didirikan oleh kakek Gus Dur, tapi Islam tidak
menganut asas monarki dalam suatu organisasi.
Perlu diperhatikan bahwa Gus Dur mempunyai hubungan
khusus dengan kalangan ZIPS (Zionis Internasional Plangis dan
Sekuler) dengan bukti data sebagai berikut:
1. Waktu kecil pernah tinggal di Pondok Pesantren lalu sekolah
Sekolah Rakyat (SR) di Jakarta pada tahun 1953, kemudian
masuk ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) di Jogja.
2. Kegemaran Gus Dur sejak kecil adalah membaca komik, novel
dan buku-buku silat, begitu juga hobinya menonton bioskop dan
tidak tertarik mempelajari agama Islam, menurut pengakuan
sendiri ketika diwawancarai di TPI dalam acara Jaya Suprana
Show.
3. Studi di Mesir dan Irak tidak lulus alias gagal.
4. Salah satu anggota partai Sosialis Baaths Irak secara resmi dan
mempelajari buku-buku tentang paham Sosialisme, Marxisme
dan Sekularisme.
5. Anggota resmi LSM Sekuler Indonesia yakni CSIS (Republika 6
Mei 1999) yang dibina oleh LB. Moerdani, ahli Spionase didikan
CIA Amerika. CSIS adalah lembaga yang dilahirkan dengan
peranan besar dari seorang Pastor kelahiran Belanda Peter Beek
SJ, yang punya kontak khusus dengan CIA Amerika dan orang
ini dicurigai sebagai agen BLACK POPE di Indonesia. Black
Pope adalah seorang kardinal yang mengepalai operasi politik
Katholik di seluruh dunia, menurut penjelasan Goerge Junus
Aditjondro (GJA) yang dikutip oleh Tabloit Abadi nomor 26
tahun I, 6-12 Mei 1999, halaman 7.
6. Dekat dengan tokoh-tokoh anti-Islam seperti LB. Moerdani
kalangan etnis Cina, Yahudi, Romo Sandyawan, Sae Nabahan,
Sofian Wanandi, Vatikan, CIA, Yerussalem dll (Tekad 21
Desember 1998), termasuk tokoh CSIS JB. Kristiadi.
7. Menerima bantuan dari kalangan anti-Islam maupun hasil dari
judi seperti bantuan Rp. 50 juta untuk pondok pesantren Gresik
yang berasal dari SDSB oleh Sudomo.
8. Berperan besar menerapkan gerakan kembali ke Khitthah 1926 di
dalam yayasan NU sebagai Ketua PBNU, keputusan itu
menghalangi kekuatan politik Islam di partai Politik PPP.
9. Menganjurkan supaya ucapan "Assalamu-'alaikum" diganti
dengan selamat pagi, sore, malam (persis Musthafa Kemal atTatruk
di Turki).
10.Menyatakan bahwa Islam tidak menyuruh membentuk negara
Islam karena tidak pernah ditemukan di dalam Al-Quran secara
harfiah.
11.Senang dan bangga jadi Ketua Badan Sensor Film (BSF) dan
Ketua Dewan Juri Festifal Film Indonesia (FFI).
12.Jadi anggota Dialog Antar Iman (DIAN) di Universitas Kristen
di Salatiga (Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Jateng).
Berkat usul Uskup Yahudi Gus Dur diangkat menjadi presiden
International Converence on Religion and Peace yang berpusat
di Roma Italia.
13.Pernah mengusulkan pada pemerintah untuk melarang kegiatan
dakwah Islam di Indonesia.
14.Selalu bertegas keras bahwa NU tidak boleh dibawa-bawa ke
ranah politik (sementara Gus Dur yang mengklaim dirinya
sendiri sebagai ulama NU, apa yang dilakukan selama ini adalah
berpolitik).
15.Anggota resmi yayasan Yahudi (Yayasan Simon Perez) di
Yerussalem Israel.
16.Bangga menjadi satu-satunya orang yang bukan Yahudi yang
menjadi keluarga Yahudi sampai bersujud atas pengakuan
tersebut.
17.Menuduh Islam sebagai biang kerok kerusuhan yang terjadi di
beberapa daerah di Indonesia.
18.Membela Theo Sjafei seorang Kristen radikal ketika menghina
umat Islam dan melarang pihak aparat untuk mempersoalkan
kasus itu, dan bahkan Gus Dur mengatakan justru Theo Sjafei
membela Islam.
Membuka Kedok Tokoh-tokoh
19.Mengagung-agungkan tokoh Bathiniah bernama Eyang Gusti
Alit, tergambar dalam ziarah khususnya ke makam tokoh
Bathiniah yang satu ini (Tekad, 21 Desember 1998).
20.Membuka hubungan khusus dengan paranormal bernama
Suwondo di Kelapa Gading, Jakarta.
21.Mendirikan parpol yang tidak berasaskan Islam (PKB) dan
menurutnya akan berkoalisi dengan PDI-P yang pada saat itu
dikuasai elit Kristen.
22.Partai yang didirikannya (PKB) diketuai oleh anak buahnya
(Matori) yang lulusan Universitas Kristen di Salatiga.
23.Visi yang dibawa oleh partainya (PKB) sama dengan visi CSIS
yaitu tidak setuju menonjolkan partai Islam.
24.Mementingkan kepentingan minoritas (non-Muslim) daripada
kaum mayoritas (Muslim) dan menginginkan negara sekuler.
(Abadi no.26, 12 Mei 1999).
25.Pernah mengatakan "Islam kanan adalah musuh besar saya".
26.Mendirikan partai Politik (PKB) yang tidak berasaskan Islam
dengan menyatakan bahwa asas tersebut tidak diperlukan,
karena hanya akan mengkotak-ngkotak umat saja dan
pembatasan dalam perjuangan Islam. (Media Indonesia, Rabu 17
Maret 1999).
Kemudian kami kutipkan bahaya pemikiran Gus Dur yang
seharusnya bagi seorang muslim perlu direnungkan dan dihayati
kemudian dijauhi serta ditanggapi dengan kaca mata hukum Islam
yang diterangkan oleh Allah melalui Rasul-Nya dengan terang
benderang tidak ada yang samar sama sekali.
Dengan sebab-sebab di atas, kita "memahami" terus-menerus
Gus Dur, meskipun sekarang telah menghadap kepada Allah
untuk mempertanggung jawabkan atas segala apa yang telah
diperbuat selama hidup di dunia. Meskipun dia sudah tinggal nama
tapi peninggalan ide-ide ngawurnya, sepak terjangnya yang
kontroversial dan yang oleh banyak orang kafirin, munafiqin diklaim
sebagai sebuah panutan, yang tak lain adalah rangkaian pola pikir
yang sangat berbahaya bagi moral dan aqidah umat Islam, yang
pengaruhnya melebihi sihir-sihir, "dukun tenung rewangan syetan"
yang mengirimkan "racun-racun aqidah dan moral". Sampai-sampai
dengan suatu makar dan tipu daya syaithan lewat orang-orang yang dikadernya, serta digembar-gemborkan lewat corong media massa
ingin dinobatkan menjadi pahlawan negara, guru bangsa, bapak
Pluralisme, namanya ingin dijadikan sebuah nama sebuah jalan,
bahkan akan diresmikan menjadi seorang Wali. Dari situ perlulah
kami beberkan bahaya-bahaya pemikiran Gus Dur, diantaranya:
1. Gus Dur mengatakan, ".....memperjuangkan Islam melalui
negara kebanyakan hanyalah memperjuangkan kepentingan
politik atau ideologi".
2. Kepentingan akhirnya merujuk kepentingan politik sendiri,
bahkan tindak kekerasanpun mereka lakukan semuanya atas
nama Islam".
3. Lanjut Gus Dur, kitab suci Al-Quran telah menyatakan bahwa
kita memang dibuat berbeda-beda, Allah memerintahkan
manusia untuk beragam agama, bahkan dalam hal perbedaan
agama, kita diperintahkan berbeda keyakinan (Lanaa A'malunaa
Walakum A'malukum).
4. Berpikir tanpa asas Islam, dalam sebuah perjuangan bukanlah
sesuatu yang ditentang oleh Islam.
5. Fatwa politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Bandung
menjelang Pemilu Juni 1999 tertanggal 13 Februari 1999
dilakukan oleh sekitar 56 Kiai Sunda dengan KH. Imang Mansur
Burhan, Ketua Majlis Syuro DPW PKB Bandung Jawa Barat,
fatwanya berbunyi: "Seluruh penganut Ahlussunnah wal Jama'ah di
Indonesia wajib memilih PKB".
6. Pada saat debat Capres di TPI, Gus Dur mengatakan bahwa PKB
adalah "telornya" NU, sementara warga NU lainnya yang tidak
memihak PKB adalah taiknya (kotorannya) NU.
7. Tanggal 18 Juni 1999, Gus Dur membuat pernyataan ngawur dan
kontrovesial kembali, dengan mengusulkan di masa yang akan
datang mesti adanya pemisahan antar kepala negara dan kepala
pemerintahan.
Wallahu a'lam bishowab
(source : Membuka kedok tokoh-tokoh Liberal di tubuh NU)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan komentar yang santun, karena itulah pribadi anda sebenarnya.