Sebuah kata yang sering di gunakan oleh sebagian besar
golongan tertentu yang mengaku dan mengklaim sebagai golongan "Ahlus
Sunnah Wal Jama'ah" dan paling "Suuunnnih" untuk menjustifikasi orang
lain sebagai "islam garis keras" ( kenapa garis keras ? tidak garis
lurus ???).
"Garis keras" yang
dimaksud kemungkinan besar, sekeras batu kalee??? antonim yang betul
mungkin "garis lembeeekkk", seperti benang kecelup air, tidak bisa tegak
berdiri (menegakkan kalimatullah).
Sering
kita jumpai di berbagai tulisan, kalau ada Ulama Anu tidak tahlilan,
maka dengan automatis tertulis "Anu Wahabi" atau lebih halus "Anu
(Wahabi)", atau lebih tendensius tertulis "Anu Wahabi garis keras", dan
lebih heboh lagi ada tambahan "Jangan dekat dekat dengan virus Wahabi
itu".
Wahabi
sebagai suatu "kosa kata baru" yang muncul dan timbul setelah ada
"gesekan", akibat dari dakwah yang disampaikan oleh ulama-ulama yang
ingin mengembalikan amalan-amalan yang sesuai nash Al Qur'an dan Hadist.
Wahabi
sendiri mungkin diambil dari nama ulama Syeikh Muhammad bin Abdul
Wahhab At Tamimi Al Najdi (1115-1206H/1701-1793M) yang pernah menjabat
mufti Saudi Arabiyah. Sedang nama Al Wahhab adalah salah satu sifat
Allah yang memiliki arti Maha Pemberi Karunia.
Jadi
kalau kita telaah lebih jauh lagi, nama wahabi sebenarnya sebuah
sebutan yang sangat rancu, tidak jelas, dan sangat mengada-ada. Kalaulah
benar seperti itu, dosa apa orang tua Muhammad bin Abdul Wahhab
sehingga namanya menjadi nisbat yang berkonotasi "jelek" akibat
putranya. Atau kalaulah Al Wahhab (Maha Pemberi Karunia) yang sebenarnya
dipakai, beruntunglah anda semua sebagai wahabi, hamba dari Al Wahhab,
yang telah berpindah dari garis bengkok ke garis yang lurus sesuai Al
Qur'an dan Hadist. Bukan jalan keras seperi aspal, makadam. (jw: jalan
yang terbuat dari susunan batu-batu besar, sebesar kepala manusia).
Benarkah
dalam ibadah dan amalan agama kita harus kreatif ? Asal Nabi Muhammad
SAW tidak pernah melarang ya sah-sah saja bahkan mendapat ganjaran dan
pahala. Benarkah ? Temukan jawabannya di sini.
Wallahu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan komentar yang santun, karena itulah pribadi anda sebenarnya.